Headline24jam.com – Dua paleontolog, Dr. Lindsay Zanno dari North Carolina State University dan Dr. James Napoli dari Stony Brook University, mengklaim telah menyelesaikan perdebatan lama mengenai fosil dari akhir Cretaceous yang diduga merupakan spesies terpisah, Nanotyrannus, atau hanya bayi T. rex. Temuan ini terungkap melalui analisis fosil “Dueling Dinosaurs” yang ditemukan di Formasi Hell Creek, Montana, dan menunjukkan bahwa spesies ini bisa jadi lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Temuan Baru dari Formasi Hell Creek
Formasi Hell Creek adalah salah satu lokasi terkaya dalam fosil dinosaurus di dunia, di mana sebuah tengkorak yang dikumpulkan pada tahun 1942 menjadi sumber perdebatan selama puluhan tahun. Tengkorak ini, yang panjangnya mencapai 40 persen dari panjang T. rex, memiliki karakteristik yang berbeda dari spesies tyrannosaur lainnya. Ini mengakibatkan banyak ilmuwan percaya bahwa fosil tersebut sebenarnya adalah bayi T. rex dan menolak penamaan Nanotyrannus lancensis.
Meskipun kedua pihak dalam perdebatan mengklaim bahwa mereka memiliki bukti yang mendukung posisi masing-masing, fosil “Dueling Dinosaurs” yang berusia 66,9 juta tahun menunjukkan pertempuran antara Triceratops dan tyrannosaur kecil. Analisis terbaru menunjukkan bahwa spesies tersebut menyerupai tengkorak yang diajukan untuk N. lancensis, memperkuat posisi bahwa ini adalah spesies yang berbeda.
Karakteristik Unik dari Nanotyrannus
“Fosil ini bukan hanya menyelesaikan perdebatan, tetapi juga membalikkan pemahaman kita tentang T. rex selama beberapa dekade,” kata Dr. Zanno. Dinosaurus yang terlibat dalam pertarungan ini memiliki lebih banyak gigi dan sedikit tulang ekor dibandingkan T. rex, serta memiliki lengan depan yang lebih panjang relative terhadap ukuran tubuh.
Analisis menunjukkan bahwa spesimen ini kemungkinan berusia sekitar 20 tahun, saat ketika T. rex seharusnya telah tumbuh dewasa. Dr. Napoli menjelaskan, “Untuk Nanotyrannus menjadi bayi T. rex, itu harus melawan semua yang kita ketahui tentang pertumbuhan vertebrata. Ini tidak hanya tidak mungkin, tetapi benar-benar mustahil.”
Memperluas Pemahaman tentang Dinosaurus
Penelitian ini tidak hanya menegaskan keberadaan spesies baru, tetapi juga dapat memaksa para ilmuwan untuk memikirkan kembali model pertumbuhan T. rex. Dengan sampel juvenil yang sulit ditemukan, kemungkinan untuk mengklasifikasikan spesimen yang lebih kecil sebagai Nanotyrannus dapat mengubah pemahaman tentang siklus hidup spesies ini.
Napoli dan Zanno juga mengidentifikasi spesies Tyrannosaurus baru, N. lethaeus, yang dianggap sangat mirip dengan N. lancensis dan sebelumnya diduga sebagai bayi T. rex. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun Nanotyrannus adalah kerabat dekat dari predator terkenal, mereka mungkin memiliki strategi berburu yang berbeda.
Kesimpulan dan Dampak Penemuan
Penemuan ini menunjukkan bahwa biodiversitas dinosaurus pada akhir Cretaceous lebih kompleks daripada yang dibayangkan sebelumnya. Menurut Dr. Zanno, “Temuan ini menggambarkan gambaran yang lebih kaya dan kompetitif dari hari-hari terakhir dinosaurus.” Dengan ini, evidensinya tidak hanya mengubah pandangan kita tentang T. rex, tetapi juga mengisyaratkan bahwa dominasi predator besar tidak selalu berarti tidak ada ruang untuk predator berukuran menengah di ekosistem.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.