
Headline24jam.com – Ilmuwan telah menemukan protein bernama FTL1 yang berperan penting dalam proses penuaan otak dan bagaimana cara menghambatnya. Penelitian ini menyasar hippocampus, bagian otak yang sangat terpengaruh oleh bertambahnya usia.
Penelitian Menyoroti Dampak Penuaan pada Otak
Tidak ada metode yang berhasil menghentikan proses penuaan tubuh manusia hingga saat ini. Untuk memahami penuaan, penting bagi para ilmuwan untuk mengetahui protein dan gen yang terlibat serta dampaknya terhadap berbagai sistem tubuh, terutama otak.
Temuan Utama
Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas California, San Francisco, mereka membandingkan tikus jantan tua (berusia 18-22 bulan) dan muda (2-3 bulan). Fokus utama mereka adalah hippocampus, yang memiliki peran vital dalam belajar dan memori.
FTL1: Kunci Penuaan Otak
Hasil penelitian menunjukkan adanya satu protein yang berbeda antara tikus tua dan muda, yaitu FTL1 atau ferritin light chain 1. Protein ini berfungsi dalam penyimpanan jangka panjang zat besi, yang esensial bagi kesehatan otak. Tingkat FTL1 yang lebih tinggi ditemukan pada otak tikus tua, yang diperkirakan mencerminkan perubahan dalam metabolisme besi seiring bertambahnya usia.
Dampak Negatif pada Mitochondria
Penelitian lebih lanjut mengindikasikan bahwa peningkatan FTL1 dapat berdampak negatif pada mitokondria, sumber energi sel. Penulis studi mencatat bahwa perubahan dinamis mitokondria dan struktur membran dalam dapat menjadi mekanisme yang mengatur efek penuaan yang disebabkan oleh FTL1.
Uji Coba pada Tikus Muda
Para peneliti percobaan dengan meningkatkan kadar FTL1 dalam otak tikus muda. Hasilnya, tikus-tikus tersebut menunjukkan tanda-tanda penuaan, terlihat dari perilaku mereka saat mengikuti tes maze dan pengenalan objek. Pengujian pada sel neuron tikus di laboratorium juga menunjukkan bahwa sel yang diproduksi dengan banyak FTL1 memiliki lebih sedikit cabang neurit.
Penemuan Menjanjikan dalam Memperlambat Penuaan
Menariknya, ketika kadar FTL1 dikurangi dalam otak tikus tua, sel-sel saraf mereka mulai membangun koneksi lagi, dan performa kognitif mereka meningkat. Saul Villeda, PhD, penulis senior studi, menyatakan, "Ini adalah reversibilitas terhadap kerusakan, lebih dari sekadar penundaan gejala."
Harapan Baru untuk Terapi Anti-Penuaan
Dengan penemuan ini, tim peneliti berharap dapat menciptakan obat-obatan baru yang lebih terfokus dalam mengatasi masalah penuaan. Menurut Villeda, "Kami melihat lebih banyak kesempatan untuk mengurangi konsekuensi terburuk dari penuaan."
Ahli Muatan Besi dan Penyakit Degeneratif
Selain menawarkan harapan dalam memperlambat dampak kognitif penuaan, penelitian ini juga menunjukkan potensi dampak lebih luas. Mutasi langka pada gen FTL1 pada manusia dapat menyebabkan neuroferritinopathy, di mana penumpukan besi di otak mengganggu kemampuan bergerak, menelan, dan berbicara. Ada juga bukti bahwa metabolisme besi berubah pada penyakit Alzheimer.
Kesimpulan
Tim peneliti menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini memberikan harapan baru untuk terapi yang dapat mendukung kesehatan neurologis dan berhasil mengatasi kondisi neurodegeneratif di kalangan orang tua. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Aging.