
Headline24jam.com – Penelitian terbaru dari King’s College London mengungkapkan panduan diet berbasis bukti pertama untuk orang dewasa yang mengalami konstipasi kronis. Dalam studi ini, yang dirilis pada bulan Oktober 2025, para ahli merekomendasikan sejumlah perubahan diet yang mengejutkan, termasuk manfaat kiwi sebagai pendorong kesehatan saluran pencernaan.
Melansir data terbaru, konstipasi kronis mempengaruhi sekitar 16 persen orang dewasa secara global, dan prevalensinya lebih tinggi pada lansia. “Konstipasi kronis dapat sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang,” ujar Dr. Eirini Dimidi, penulis utama penelitian ini. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih dalam tentang penyebab serta solusi yang kemungkinan dapat membantu memperbaiki kondisi ini.
Apa Itu Konstipasi Kronis?
Biasanya, frekuensi buang air besar normal berkisar antara tiga kali seminggu hingga tiga kali sehari. Namun, saat ritme ini terganggu, banyak orang merasa tidak nyaman. Konstipasi yang berkepanjangan dapat memicu komplikasi serius seperti wasir dan robekan kecil pada anus, serta dampak lebih serius seperti impaksi feses, terutama pada orang tua yang tidak bergerak.
Panduan Diet Baru
Studi ini menandai langkah penting dalam pengembangan strategi diet untuk mengatasi masalah ini. “Kami memberikan petunjuk mengenai pendekatan diet yang benar-benar dapat membantu dan mana yang kurang bukti,” kata Dr. Dimidi. Dengan panduan ini, diharapkan pasien bisa lebih mandiri dalam mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meskipun saran untuk mengonsumsi lebih banyak serat sering terdengar, penelitian ini menunjukkan bahwa kenyataannya, bukti untuk efektivitas serat dalam mengatasi konstipasi cukup lemah. Sebaliknya, ahli merekomendasikan penggunaan suplemen magnesium oksida, psyllium, serta berbagai jenis probiotik untuk hasil yang lebih efektif.
Makanan Favorit untuk Saluran Pencernaan
Kiwi, yang selama ini dianggap buah biasa, kini diakui sebagai pahlawan kesehatan pencernaan. Selain itu, roti gandum hitam dan air yang kaya mineral juga disarankan untuk membantu mengatasi konstipasi. “Dengan terus melakukan penelitian, kami berharap dapat mendorong perbaikan yang lebih signifikan dalam kualitas hidup masyarakat,” tambah Profesor Kevin Whelan, penulis senior studi.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Neurogastroenterology and Motility, menandakan perubahan penting dalam cara kita memandang diet dan kesehatan saluran pencernaan. Dengan bukti yang lebih kuat dan rekomendasi berbasis data, pasien kini dapat menerima nasihat terbaru mengenai cara mengelola konstipasi secara efektif dan berdasarkan penelitian terkini.