
Headline24jam.com – Sepuluh tahun lalu, pada 14 September 2015, pukul 9:50 UTC, planet kita mengalami perubahan kecil ketika gelombang gravitasi pertama kali terdeteksi. Fenomena ini, yang dihasilkan oleh tabrakan dua lubang hitam, menandai momen bersejarah dalam astronomi, di mana manusia untuk pertama kalinya bisa menyaksikan dampak dari gelombang gravitasi yang telah ada sejak awal alam semesta.
Penemuan Gelombang Gravitasi
Peristiwa yang dikenal sebagai GW150914 ini terjadi akibat dua lubang hitam, satu dengan massa 36 kali lipat dari Matahari dan yang lainnya 29 kali lipat, yang bergabung menjadi satu lubang hitam dengan massa 62 matahari. Energi yang dihasilkan selama proses penggabungan ini sangat besar, melepaskan lebih banyak cahaya dalam beberapa milidetik daripada semua bintang di alam semesta yang terlihat.
Deteksi Pertama oleh LIGO
Deteksi ini dilakukan oleh dua fasilitas dari LIGO (Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory) di Washington dan Louisiana. Kedua detektor berbentuk huruf L dengan panjang masing-masing 4 kilometer, mampu mendeteksi perubahan panjang yang sangat kecil. Pada pagi itu, sinyal terdeteksi di kedua lokasi, menandai awal era baru dalam astrofisika.
Sebuah Langkah Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam
Ide mengenai gelombang gravitasi berasal dari teori relativitas umum Einstein yang diterbitkan pada 1915. Namun, butuh seratus tahun hingga pengamatan langsung terhadap keberadaan gelombang ini terjadi. Sebelum GW150914, banyak ilmuwan meragukan eksistensi gelombang gravitasi, yang dianggap lebih sebagai artefak matematis.
Penemuan Pulsar Hulse-Taylor
Salah satu kemajuan penting yang menunjukkan keberadaan gelombang gravitasi adalah penemuan Pulsar Hulse-Taylor, jenis bintang neutron yang memancarkan gelombang radio. Dengan mengukur orbit kedua objek yang berdekatan, peneliti menemukan bahwa mereka semakin mendekat, sesuai dengan apa yang diprediksi oleh teori gelombang gravitasi.
Presisi Sebuah Pengukuran
Pengukuran di observatorium LIGO dan Virgo memiliki presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya, mampu mendeteksi perubahan ukuran 10^-19 meter, yang jauh lebih kecil dari diameter atom hidrogen. Teknologi ini memungkinkan para ilmuwan untuk memperoleh data yang sangat akurat dalam bidang sains dan teknik.
Suara dari Alam Semesta
Menariknya, frekuensi gelombang gravitasi yang terdeteksi bertepatan dengan frekuensi suara yang dapat didengar manusia. Hal ini memungkinkan para ilmuwan untuk mengubah sinyal gelombang gravitasi menjadi suara, dengan "chirp" pertama menjadi ikonik. Bahkan, banyak peneliti, termasuk Profesor Vicky Kalogera dari Northwestern University, merasakan pengalaman unik dan mendalam saat mendeteksi gelombang ini.
Evolusi Astronomi Multi-Messenger
Perkembangan pesat dalam deteksi gelombang gravitasi membawa kita ke era astronomi multi-messenger. Peristiwa GW170817, yang melibatkan tabrakan neutron star di galaksi NGC 4993, mengguncang dunia astronomi dengan memberi bukti tambahan untuk teori-teori yang ada.
Masa Depan Penelitian Gelombang Gravitasi
Saat ini, observatorium LIGO dan Virgo terus beroperasi dengan dukungan dari KAGRA di Jepang. Dengan lebih dari 400 deteksi yang diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, ilmu pengetahuan akan terus berkembang. Upgrades terbaru diharapkan memperluas kemampuan observatorium ini, memungkinkan deteksi lebih dari 1.000 sinyal dalam satu dekade ke depan.
Penutup
Menatap masa depan, penelitian gelombang gravitasi akan memasuki babak baru dengan peluncuran misi LISA oleh European Space Agency pada tahun 2035. Misi ini diharapkan akan membawa penemuan baru terkait gelombang gravitasi dan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang alam semesta kita.