Headline24jam.com – Setelah musim panas yang relatif tenang, virus flu burung mulai muncul kembali, terutama strain H5N1, yang telah mengganggu peternakan di AS dan Eropa, dengan sekitar 70 kasus manusia terkait yang dilaporkan. Walaupun sebagian besar infeksi ringan, satu kematian dicatat pada Januari 2025, dan para ahli mengingatkan adanya risiko penyebaran yang tidak terdeteksi.
H5N1 Mengancam Industri Pertanian di AS
Sejak beberapa tahun terakhir, strain H5N1 dari influenza avian yang sangat patogenik (HPAI) telah menjadi masalah serius bagi petani di berbagai negara bagian. Virus ini tidak hanya mempengaruhi peternakan unggas, tetapi juga berdampak signifikan pada harga telur dan kesehatan ternak sapi.
Berdasarkan data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada 70 kasus infeksi manusia yang dilaporkan, meskipun sebagian besar kasus tersebut terbilang ringan. “Kami menjumpai adanya kasus tanpa gejala pada para dokter hewan yang memiliki antibodi,” kata Dr. Amy Swinford, direktur Laboratorium Diagnostik Medis Veteriner di Texas A&M University.
Perkembangan Kasus dan Risiko Musim Dingin
Setelah penurunan harga telur yang signifikan, Menteri Pertanian Brooke L. Rollins mencatat bahwa meski biosecurity pemerintah berhasil, tantangan baru mungkin akan muncul di musim gugur. Data dari Departemen Pertanian AS hingga 23 Oktober menunjukkan bahwa hampir 6,5 juta burung terduga terpapar HPAI dalam 30 hari terakhir, termasuk wabah di 32 peternakan komersial dan 29 peternakan kecil.
Dampak di Eropa
Di Eropa, situasi serupa terjadi di Inggris, di mana wabah HPAI terdeteksi di sebuah peternakan komersial besar di dekat Penrith, mendorong pemerintah menerapkan zona perlindungan. Di Jerman, lebih dari 1.000 bangkai burung bangau migran ditemukan, menandakan adanya potensi bencana bagi spesies tersebut.
Kasus di Asia: H5N1 dan H9N2
Di Kamboja, seorang gadis berusia tiga tahun terjangkit H5N1 dan sedang dirawat intensif. Kasus kedua juga dilaporkan, menunjukkan bahwa virus ini masih menjadi ancaman nyata. Di Cina, terdapat laporan tentang empat kasus infeksi H9N2 yang juga patut dicermati.
Menurut Dr. Krammer, vaksin flu musiman dapat memberikan perlindungan sebagian terhadap H5N1; namun, vaksin terbaru mungkin tidak mencukupi jika virus menyebar lebih luas di kalangan manusia.
Kesimpulan
Menghadapi musim dingin mendatang, penting bagi peternak dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap flu burung dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang. Penelitian dan pemantauan terus menerus akan sangat vital untuk memerangi penyebaran berbagai jenis virus flu avian yang dapat berdampak pada kesehatan manusia dan hewan.