
Headline24jam.com – India dikenal sebagai rumah bagi sekitar tiga perempat dari populasi harimau dunia. Setelah mengalami penurunan tajam akibat perburuan, konflik, dan kehilangan habitat, jumlah harimau di India berhasil meningkat dua kali lipat antara 2006 dan 2018 berkat upaya konservasi. Namun, beberapa populasi kecil kini menghadapi masalah serius, terutama yang tampak pada bulu oranye khas mereka.
Keberadaan Harimau Hitam
Harimau hitam, atau pseudomelanistik, telah teramati di Similipal Tiger Reserve (STR) sejak pertengahan 1970-an. STR diyakini sebagai satu-satunya habitat harimau-tiger dengan variasi genetik ini. Jenis harimau ini bukan spesies terpisah, melainkan merupakan Bengal tiger (Panthera tigris tigris) yang mengalami mutasi genetik.
Kontribusi T12 Terhadap Populasi
Sebuah laporan dari National Geographic menyebutkan bahwa populasi harimau di STR, yang semula hanya empat ekor pada tahun 2014, menunjukkan pertumbuhan signifikan berkat T12, seekor harimau jantan berusia 10 tahun yang lahir dengan kondisi genetik langka bernama melanisme. Kondisi ini meningkatkan pigmentasi gelap pada bulu dan kulit hewan.
T12 berhasil menurunkan sifat melanistik tersebut kepada keturunannya, sehingga saat ini hampir separuh dari populasi STR memiliki bulu hitam. Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang risiko inbreeding.

Warna gelap pada harimau hitam disebabkan oleh mutasi genetik yang dikenal sebagai melanisme.
Foto kredit: Rishav Chandra/Shutterstock.com
Safari Kontroversial untuk Harimau Melanistik
Pada tahun lalu, Gubernur Odisha, Naveen Patnaik, mengungkapkan rencana untuk membuka safari khusus bagi harimau melanistik, yang berlokasi hanya 15 kilometer dari STR. Wilayah baru ini seluas sekitar 200 hektar dan berdekatan dengan Jalan Nasional 18. Namun, perhatian penggiat konservasi terhadap potensi dorongan inbreeding untuk tujuan pariwisata menyebabkan berita seputar safari ini menjadi sepi.
Masalah Masuknya Gen dan Keberlanjutan Populasi
Menurut Scientific American, satu dari tiga harimau di STR adalah harimau hitam. Variasi genetik harimau di RES memiliki ciri khas dengan pola belang yang lebih besar. Sebuah studi pada tahun 2021 mengidentifikasi bahwa mutasi gen tersebut berkaitan dengan gen tertentu bernama Transmembrane Aminopeptidase Q (taqpep), yang terdeteksi pada 10 dari 12 harimau yang diuji. Tidak satu pun dari 395 harimau di luar STR memiliki salinan gen mutasi ini, menunjukkan sedikitnya pertukaran gen dengan harimau di luar kawasan itu.
Studi ini mengindikasikan bahwa ini bukan hanya peluang untuk melihat harimau hitam yang sangat langka, tetapi juga merupakan tanda masalah yang lebih besar: populasi yang terancam karena rendahnya keragaman genetik akibat fragmentasi habitat yang disebabkan oleh manusia.
Upaya Konservasi di Similipal
Similipal adalah salah satu cagar alam terluas di India, dengan reservasi tetangga terdekat berjarak 160 kilometer. Saat ini, fokus konservasi harimau bukan hanya pada peningkatan jumlah, tetapi juga mengupayakan keragaman genetik di populasi kecil yang terisolasi ini.
Melanisme bukanlah satu-satunya mutasi genetik yang memengaruhi warna hewan, ada juga albinisme dan leucism yang membuat hewan tampak lebih cerah. Sementara xanthochromism menyebabkan peningkatan warna kuning-oranye yang lebih jarang.
Kesimpulannya, upaya untuk melindungi harimau, terutama dalam konteks genetik dan konservasi habitat, menjadi sangat penting untuk menjaga keberlangsungan spesies ini di India.