
Headline24jam.com – Di kawasan perbatasan Kenya-Somalia, hirola, antelop terlangka di dunia, berjuang untuk bertahan hidup. Dinamakan “antelope empat mata,” hewan ini, yang sekarang hanya tersisa kurang dari 500 individu, pernah menghuni padang rumput di wilayah tersebut dalam jumlah ribuan. Penurunan populasi yang dramatis ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk epidemi rinderpest yang melanda pada tahun 1980-an.
Mengenal Hirola
Secara ilmiah dikenal sebagai Beatragus hunteri, hirola memiliki ciri khas unik yang menyebabkan penampilan mereka tampak memiliki empat mata. Namun, yang terlihat sebagai “mata” tambahan sebenarnya adalah kelenjar pra-orbital yang berfungsi untuk menandai wilayah. Banyak hewan lain dalam keluarga Bovidae, seperti domba dan kambing, juga memiliki kelenjar serupa.
Istilah “hirola” diambil dari kata Somali Arawla, yang merujuk pada warna cokelat khas bulunya. Kontribusi modifikasi budaya pastoral Somali menganggap hirola sebagai pertanda baik untuk pemeliharaan ternak.
Penyebab Penurunan Populasi
Memang, hirola berada pada ambang kepunahan. Pada tahun 1970-an, populasi mereka diperkirakan mencapai 15.000. Namun, angka tersebut menurun drastis menjadi kurang dari 500 saat ini. Selain tidak ada populasi hirola yang hidup dalam penangkaran, mereka sekarang hanya ada di satu area kecil.
Menurut program konservasi Hirola Conservation Program (HCP), penurunan ini dimulai dengan epidemi rinderpest, yang dikenal sebagai wabah ternak. Penyakit virus ini menulari hirola, mamalia berkuku genap lainnya, serta ternak domestik, menyebabkan kematian hingga 90 persen dari populasi hirola dalam waktu singkat.
Upaya Konservasi
Meskipun rinderpest berhasil diberantas—menandai keberhasilan pertama dalam penghapusan penyakit hewan non-manusia—populasi hirola belum mampu pulih. Penggundulan hutan dan hilangnya habitat padang rumput menjadi faktor utama yang memperburuk keadaan. Kini, hirola terpaksa hidup di kurang dari 5 persen dari area asalnya, yang berdampak pada akses mereka terhadap makanan dan ruang hidup.
Melalui kerja sama dengan masyarakat lokal dan pemerintah, HCP telah mengupayakan perlindungan lebih dari 404.686 hektar habitat baru untuk hirola, serta pemulihan padang rumput di sekitar habitat mereka yang sekarang.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun perjalanan untuk memulihkan populasi hirola masih panjang, upaya berkelanjutan dalam konservasi memberikan harapan. Terus menerusnya perhatian dan bantuan terhadap hirola diharapkan dapat membawa mereka kembali ke jumlah yang lebih sehat di alam liar.
Dengan dukungan dan kesadaran yang meningkat, mari kita berharap hirola dapat mengatasi tantangan yang dihadapi dan melanjutkan keberadaannya di tanah asal mereka.