
Headline untuk metadata SEO
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap bahwa sekitar 2 juta tahun yang lalu, spesies prasejarah seperti Homo habilis di Afrika Timur ternyata lebih sering menjadi mangsa predator besar, seperti macan tutul, daripada menjadi pemangsa utama. Temuan ini menunjukkan bahwa Homo habilis mungkin tidak pernah duduk di puncak rantai makanan seperti yang sebelumnya diyakini.
Penemuan Penting di Olduvai Gorge
Dikenal sebagai spesies manusia pertama, H. habilis diyakini menciptakan alat-alat batu tertua yang dikenal sebagai Oldowan Toolkit di Lembah Olduvai, Tanzania. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa hominin prasejarah mulai memanfaatkan bangkai hewan yang dibunuh oleh karnivora besar.
Hasil Analisis Sisa-Sisa
Para peneliti menganalisis sisa-sisa dua individu H. habilis dari Olduvai Gorge, termasuk spesimen holotipe berusia 1,85 juta tahun yang menunjukkan tanda-tanda bekas gigitan. Sementara sebelumnya dikira sebagai hasil penganan dari hyena, analisis menggunakan AI menunjukkan bahwa tanda gigit tersebut berasal dari macan tutul dengan probabilitas lebih dari 90%.
Ketidakmampuan Menghindari Predator
Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua spesimen H. habilis mungkin telah diburu oleh macan tutul. Para peneliti menyimpulkan, “Jika kita menganggap kedua individu ini sebagai perwakilan acak dari populasi H. habilis di Olduvai, itu menunjukkan bahwa mereka tidak mampu mengatasi risiko pemangsaan dari karnivora berukuran sedang seperti macan tutul.”
Menempatkan Homo habilis di Posisi yang Berbeda
Manuel Domínguez-Rodrigo, salah satu penulis studi, menyatakan bahwa penemuan ini "mengubah pandangan tentang Homo habilis." Ia menjelaskan bahwa selama ini Homo habilis dipersepsikan sebagai pemangsa yang berhasil menduduki puncak piramida trofik, namun kenyataannya, mereka menjadi mangsa bagi macan tutul.
Siapa Pemangsa Sejati?
Jika H. habilis tidak dapat bersaing dengan pemangsa seperti macan tutul, siapakah spesies manusia pertama yang berhasil menduduki puncak rantai makanan? Para peneliti berpandangan bahwa Homo erectus, yang muncul pada masa yang sama, mungkin memiliki kemampuan lebih baik dalam menghadapi ancaman dari karnivora besar.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Annals of the New York Academy of Sciences.