
Headline24jam.com – Di perairan lepas pantai Washington, sebuah orca betina terlihat mendorong anaknya yang baru lahir dan telah meninggal, menunjukkan perilaku berduka. Ini merupakan fenomena yang sebelumnya telah teramati dalam kelompok orca yang terancam punah ini.
Penemuan Tragis di Rosario Strait
Pada pagi hari Jumat, 12 September, Pusat Penelitian Lumba-lumba diberitahu tentang situasi tersebut di Rosario Strait. Peneliti menemukan orca yang dikenal sebagai Alki (J36) sedang mendorong neonate yang sudah meninggal dengan tali pusar yang masih terhubung.
“Berdasarkan ukuran bayi, kami estimasi bahwa ia lahir pada waktu yang tepat atau mendekati waktu lahir. Kami tidak bisa memastikan apakah ini adalah kelahiran mati atau jika bayi tersebut meninggal sesaat setelah lahir,” ungkap CWR dalam sebuah unggahan media sosial.
Kehidupan J-Pod yang Terancam
Orca ini adalah anggota J-pod, satu dari tiga kelompok orca penghuni selatan di Samudera Pasifik timur laut. Populasi killer whale penghuni selatan telah mengalami penurunan yang konsisten selama beberapa dekade. Dari 98 individu pada tahun 1995, jumlah mereka turun menjadi 78 pada Juli 2000. Meskipun sempat mengalami peningkatan, populasi ini kembali menurun dengan hanya 74 individu yang tersisa pada Desember 2020.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama penurunan ini termasuk pencemaran, kebisingan laut, dan kurangnya pasokan salmon sebagai makanan utama.
Perilaku Berduka yang Diketahui
Tragedi seperti ini bukanlah hal baru bagi J-pod. Pada bulan Desember 2024, orca betina lainnya, Tahlequah (J35), terlihat sedang membawa anaknya yang meninggal, J61. Tahlequah sebelumnya mencuri perhatian dunia pada tahun 2018 ketika ia membawa anaknya selama 17 hari melintasi lebih dari 1.610 kilometer (1.000 mil) lautan.
Perilaku ini sering diartikan sebagai bentuk berduka. Orca termasuk hewan yang sangat cerdas dan sosial, dan mereka bisa mengalami stres serta depresi ketika ikatan keluarga mereka terganggu. Setiap kelahiran adalah penting bagi kelangsungan hidup populasi yang semakin menipis, sementara setiap kematian memberikan dampak yang sangat besar.
Pertanyaan Tentang Kehilangan di Dunia Hewan
Perilaku serupa juga telah diamati pada spesies cerdas lainnya. Misalnya, simpanse tercatat memegang jasad anak mereka yang telah meninggal selama berbulan-bulan. Begitu pula, gajah sering kali mencium, mengangkat, dan bahkan menguburkan mayat dari yang telah mati, dengan suara tangisan saat melakukannya.
Meskipun mudah untuk mengaitkan perilaku ini dengan emosi manusia, hal ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana beberapa hewan memproses kehilangan, kehidupan, dan kematian.