Headline24jam.com – Sebuah studi baru dari Loughborough University dan University of Zurich mengungkapkan hubungan antara stres yang dialami manusia modern dan evolusi biologis yang belum berubah. Studi ini, yang diterbitkan dalam jurnal Biological Reviews, menggarisbawahi bahwa pergeseran besar ke kehidupan perkotaan dan industrialisasi telah mengubah cara kita mengalami stres di era teknologi saat ini. Peneliti mengkhawatirkan bahwa 45 persen populasi dunia yang tinggal di kota saat ini, yang diperkirakan akan meningkat menjadi dua pertiga pada tahun 2050, akan lebih rentan terhadap dampak kesehatan yang berbahaya dari kehidupan modern.
Dampak Stres Terhadap Kesehatan
Peneliti menemukan bahwa, meskipun ancaman predator telah sirna, tantangan modern seperti kemacetan, tekanan pekerjaan, dan gangguan media sosial terus memengaruhi sistem biologis kita. “Dalam lingkungan nenek moyang kita, kami telah beradaptasi untuk menghadapi stres akut, seperti menghindari atau menghadapi predator. Ancaman itu biasanya bersifat sementara,” jelas Colin Shaw, penulis utama penelitian sekaligus co-leader dari kelompok penelitian Human Evolutionary EcoPhysiology di University of Zurich.
Stres yang Tak Teratasi
Shaw melanjutkan bahwa stres modern tidak menghilang setelah kita bereaksi. Misalnya, tidak seperti menghindari singa, tantangan sehari-hari seperti suara mobil dan notifikasi ponsel tidak menyelesaikan masalah, malah menciptakan ketegangan yang berkepanjangan. “Tubuh kita bereaksi seolah semua stres ini adalah singa,” tambahnya.
Kesehatan yang Terpengaruh
Dalam penelitian ini, para peneliti menunjukkan bagaimana stres yang terus-menerus dapat menurunkan fungsi reproduksi, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan mengganggu fungsi kognitif. Mereka mencatat bahwa industrialisasi telah membawa kekayaan dan kenyamanan, tetapi juga dampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan. “Ada paradoks di mana pencapaian industri dapat merugikan fungsi imun, kognitif, fisik, dan reproduksi kita,” tegas Shaw.
Menuju Solusi yang Efektif
Penelitian ini menunjukkan perlunya pendekatan baru dalam memahami dan mengatasi tantangan hidup di kota. Shaw mengusulkan untuk mengubah hubungan kita dengan alam, di mana kita harus melindungi dan memulihkan ruang yang menyerupai habitat nenek moyang kita.
“Kami perlu memahami stimulasi yang paling memengaruhi tekanan darah dan fungsi imun, dan menyampaikan pengetahuan ini kepada pengambil keputusan,” jelas Shaw. Inisiatif ini dianggap penting untuk menciptakan kota yang lebih baik dan mengoptimalkan pengalaman di ruang alam.
Dengan proyeksi populasi yang terus meningkat, penting bagi kita untuk beradaptasi dengan lingkungan modern sambil mempertahankan kesehatan fisik dan mental.