Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap bahwa beberapa spesies laba-laba dari genus Cyclosa yang ditemukan di Peru dan Filipina menggunakan strategi unik untuk melindungi diri dari predator dengan menciptakan dekoy berbentuk laba-laba yang terbuat dari sutra dan material organik. Penemuan ini, yang dipublikasikan pada bulan September 2023, menunjukkan bahwa laba-laba ini mampu membangun struktur yang meniru bentuk laba-laba yang lebih besar, berfungsi sebagai taktik pertahanan yang efektif.
Penelitian Unik tentang Dekoy Laba-laba
Studi ini dilakukan oleh tim ilmuwan yang mengeksplorasi perilaku laba-laba di dua lokasi berbeda: satu di Peru dan satu di Filipina. Pengumpulan data dimulai pada tahun 2012, dengan observasi tambahan pada tahun 2014 dan 2022. “Selama upaya predator, bersembunyi di balik stabilimentum berbentuk seperti laba-laba diyakini bisa membantu laba-laba menghindari deteksi,” ungkap peneliti yang terlibat dalam studi tersebut.
Taktik Pertahanan yang Efektif
Laba-laba dari spesies ini, yang dikenal dengan nama tidak resmi sebagai “trashline orbweavers,” mengumpulkan potongan-potongan serangga mati dan material tanaman untuk menciptakan struktur yang memiliki badan sentral dan banyak proyeksi garis yang menyerupai kaki. Jumlah kaki pada struktur ini bervariasi antara lima hingga delapan.
Spesies Peru misalnya, menggunakan dekoy tersebut dengan cara bersembunyi di atasnya. Menurut para peneliti, ini mungkin dapat mengalihkan perhatian predator menjauh dari laba-laba itu sendiri. “Strategi ini menunjukkan bahwa laba-laba bisa mengarahkan potensi predator menuju stabilimentum dan menjauh dari diri mereka,” jelas peneliti.
Analisis Lebih Dalam Diperlukan
Penemuan tentang dekoy laba-laba ini belum pernah didokumentasikan sebelumnya dalam literatur ilmiah, dan menjadikan pengamatan ini sebagai langkah pertama dalam memahami evolusi taktik pertahanan laba-laba. Peneliti masih meneliti motivasi di balik seni sutra ini.
“Pertanyaan yang tetap terbuka adalah tentang tekanan selektif spesifik yang mendorong populasi atau spesies ini untuk mengembangkan dekoy ‘berbentuk laba-laba’ yang kompleks, sementara spesies lain dalam genus ini mempertahankan pola ‘dekoratif’ yang berbeda atau tidak sama sekali,” ujar peneliti, memberi harapan akan penelitian lebih lanjut di masa depan.
Dengan penemuan ini, dunia ilmiah semakin memahami perilaku unik laba-laba dan strategi bertahan hidup mereka yang cerdas. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Ecology and Evolution, menggugah minat para biologist dan pencinta alam di seluruh dunia.