Headline24jam.com – Chimpanzee di Sanctuary Ngamba Island, Uganda, menunjukkan kemampuan unik yang sebelumnya dianggap hanya dimiliki manusia, yaitu mengubah ekspektasi berdasarkan bukti baru. Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Emily Sandford dari UC Berkeley membuktikan bahwa primata ini dapat menyesuaikan keputusan mereka ketika menghadapi informasi baru, yang dapat berkontribusi pada pemahaman lebih dalam mengenai proses berpikir hewan.
Metode Penelitian yang Inovatif
Dalam eksperimennya, Dr. Sandford dan rekan tim menggunakan dua kotak makanan untuk menguji seberapa baik chipanzee bisa menyesuaikan pilihan mereka. Uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan mereka dalam menilai kualitas bukti, bukan hanya berdasarkan informasi terbaru yang diterima.
“Kami mencatat pilihan pertama dan kedua mereka, kemudian membandingkan apakah mereka mengubah keyakinan mereka,” ungkap Dr. Sandford. Hasil penelitian menunjukkan bahwa chipanzee tidak hanya mengenali perubahan fakta, tetapi juga menilai apakah perubahan tersebut cukup signifikan untuk mengubah pendekatan mereka.
Pengamatan yang Menarik
“Chimpanzee mampu merevisi keyakinan mereka ketika bukti lebih baik tersedia,” lanjut Dr. Sandford. Kemampuan berpikir fleksibel ini umumnya diasosiasikan dengan anak usia empat tahun, dan penelitian ini menunjukkan bahwa chipanzee juga dapat melakukannya.
Selama eksperimen, chipanzee yang merupakan makhluk visual, lebih mampu membuat keputusan yang rasional ketika melihat makanan di dalam kotak daripada hanya mendengar suara atau melihat jejak makanan di sekitarnya. Mereka menunjukkan pilihan rasional dua hingga tiga kali lebih sering dibandingkan dengan pilihan nonrational di berbagai struktur eksperimen.
Temuan yang Menyentuh
Salah satu eksperimen lain memberikan chipanzee bukti kuat untuk satu makanan dalam satu kotak, melawan bukti lemah untuk dua makanan di kotak lain. Hasilnya menunjukkan bahwa chipanzee tidak setuju dengan pepatah manusia, “Seekor burung di tangan lebih berharga daripada dua di semak,” yang menandakan pandangan berbeda dalam pengambilan keputusan.
Para peneliti menyatakan, “Temuan kami mendukung pandangan bahwa chipanzee memiliki kapasitas metakognitif yang nyata,” menunjukkan kemampuan mereka untuk mengolah pemikiran.
Relevansi Penelitian untuk Pemahaman Evolusi
Penelitian ini tidak hanya membantu memahami kognisi chipanzee tetapi juga dapat memberikan wawasan tentang perkembangan kemampuan berpikir di spesies lain. “Perbedaan antara manusia dan chipanzee bukanlah lompatan kategoris, tetapi lebih seperti kontinuitas,” terang Dr. Sandford. Penelitian lebih lanjut pada anak-anak berusia dua hingga empat tahun juga direncanakan untuk memperdalam kajian ini.
Kesimpulan
Dengan semakin besarnya bukti bahwa banyak spesies menunjukkan kapasitas berpikir, penelitian ini berkontribusi pada perdebatan filosofis dan ilmiah yang sudah berlangsung ribuan tahun tentang apakah hewan bisa berpikir. Prof. Brian Hare dari Duke University menegaskan, Darwin sudah memprediksi adanya elemen psikologis pada primata bukan manusia yang bisa menjembatani kesenjangan antara kognisi manusia dan non-manusia. Penelitian terkait ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai kemampuan berpikir di antara primata dan spesies lain di masa depan. Penelitian ini juga telah dipublikasikan di jurnal Science, menambah kredibilitas hasil yang diperoleh dari lapangan.