Headline24jam.com – Pada Oktober 2018, Ippolit Bodounov, seorang pria asal Rusia, mendarat di Toronto, Kanada, setelah terbang dengan pesawat. Namun, suasana harunya mungkin ternodai oleh kecemasan, karena koper yang dibawanya ternyata berisi sekitar 5.000 lintah hidup yang diselundupkan. Kasus ini terungkap ketika anjing pelacak di Bandara Pearson Toronto mencurigai bagasi Bodounov, memicu pemeriksaan yang mengejutkan petugas bea cukai.
Trend Penyundupan Lintah
Fenomena menyelundupkan lintah tidaklah baru. Pada tahun 2021, seorang warga negara Turki juga ditangkap saat mencoba membawa hampir 4.000 lintah keluar dari negara tersebut. Penyelidikan menunjukkan bahwa pria itu tidak memiliki izin resmi untuk mengangkut hewan tersebut, yang mengakibatkan denda. Lintah yang disita pun dilepaskan kembali ke alam.
Mengapa Lintah Begitu Diminati?
Lintah yang diselundupkan oleh Bodounov dan lainnya adalah lintah medis (Hirudo verbana), yang telah digunakan sebagai obat tradisional selama ribuan tahun. Penggunaan lintah dalam pengobatan pertama kali tercatat dalam Ebers Papyrus, sebuah teks medis Mesir Kuno dari sekitar 1550 SM. Metode ini kemudian diadopsi di India, Yunani, dan Romawi, serta tetap populer selama abad pertengahan.
Teori Humoral dalam Pengobatan
Menurut teori humoral, kesehatan tubuh manusia dipengaruhi oleh keseimbangan antara empat cairan: darah, empedu kuning, empedu hitam, dan phlegm. Jika salah satu cairan berlebihan, maka pasien dianggap sakit, dan dokter akan menggunakan lintah untuk mengeluarkan darah berlebih. Satu lintah dapat mengisap antara 5 hingga 10 mililiter darah, jauh di atas berat tubuhnya sendiri.
Kegilaan Lintah di Abad ke-19
Di awal abad ke-19, popularitas lintah meroket setelah dokter Prancis, François-Joseph-Victor Broussais, menunjuknya sebagai solusi untuk berbagai penyakit. Klinik dan rumah sakit di seluruh Eropa, termasuk St Thomas’ Hospital di London, mulai menerima ratusan ribu lintah setiap tahun. Dalam tahun 1833 saja, Prancis mengimpor 42 juta lintah untuk keperluan medis.
Dampak Lingkungan dan Penurunan Populasi Lintah
Permintaan yang tinggi membuat para pengumpul lintah harus bekerja di kondisi yang sulit dan sering kali tidak higienis. Mereka menghadapi risiko gigitan, infeksi, dan penurunan populasi lintah akibat pemanasan dan drainase lahan basah. Pada akhirnya, banyak negara terpaksa mengimpor lintah dari luar, termasuk dari Kekaisaran Ottoman dan Rusia.
Penemuan Teori Kuman
Perubahan perspektif dalam dunia medis, terutama dengan penemuan teori kuman oleh Louis Pasteur, mulai menantang praktik menggunakan lintah. Banyak dokter mulai memandang pengobatan dengan lintah sebagai metode yang ketinggalan zaman dan bahkan berbahaya. Hal ini berdampak pada populasi lintah di Eropa yang menurun hingga menuju kepunahan.
Kembali ke Dunia Medis
Namun, lintah kini mengalami kebangkitan di bidang medis, terutama dalam bedah rekonstruktif. Dalam beberapa tahun terakhir, lintah telah digunakan untuk membantu mengalirkan darah yang mengumpul pada luka dan merangsang aliran darah ke jaringan yang rusak. Dengan demikian, sejarah lintah medis menunjukkan ciri keserasian antara manusia dan lintah yang mungkin akan terus berlanjut.