Headline24jam.com – Para ilmuwan telah berhasil menggunakan quahog clam, salah satu hewan terlama di Bumi, untuk menggali data penting tentang perubahan iklim dan kemungkinan peralihan besar dalam arus Atlantik. Penelitian ini menunjukkan bahwa quahog clam dapat memberikan informasi tentang keadaan lingkungan dalam rentang waktu hingga 500 tahun, sehingga membantu memprediksi apa yang akan terjadi dengan lautan kita.
Quahog Clam sebagai Arsitek Data Lingkungan
Quahog clam mungkin terlihat sederhana, tetapi cangkangnya menyimpan catatan luar biasa yang merekam kondisi lingkungan sepanjang hidup mereka. Setiap lapisan pertumbuhan dalam cangkang ini merefleksikan data tahunan yang berharga bagi para peneliti.
Dr. Beatriz Arellano Nava dari tim peneliti menjelaskan, “Mengantisipasi titik kritis dalam sistem membutuhkan data yang komprehensif dan terus menerus. Cangkang kerang memberi kita catatan tahunan yang tidak terputus selama berabad-abad.”
Tanda-Tanda Dekatnya Titik Kritis
Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya potensi “titik kritis” dalam arus Atlantik. Keberadaan titik kritis tersebut sangat penting untuk diprediksi agar kita dapat mempersiapkan diri menghadapi dampaknya. “Kita tidak selalu memiliki data yang diperlukan untuk mengantisipasi perubahan penting ini,” kata Dr. Arellano Nava. Dengan memanfaatkan data dari clam, para peneliti berharap untuk mendapatkan wawasan lebih dalam.
Metodologi Penelitian
Selain quahog clam, cangkang dog cockles juga digunakan sebagai sumber data dalam penelitian ini. Dengan menganalisis lapisan-lapisan pertumbuhan pada kedua jenis kerang ini, para ilmuwan dapat melacak pola jangka panjang dalam arus Atlantik. Penelitian ini mengidentifikasi dua peristiwa destabilisasi penting dalam 150 tahun terakhir, yang berpotensi mempengaruhi iklim global.
Dampak Perubahan Iklim
Proses global warming, terutama pada Arktik dan Atlantik Utara, diduga berkontribusi pada penurunan stabilitas sistem arus laut. “Ketika sistem dalam keadaan stabil, perubahan dapat terjadi tetapi biasanya kembali ke kondisi normal dengan cepat. Namun, jika sistem menjadi tidak stabil, ia tidak akan pulih dengan cepat,” jelas Prof. Paul Halloran dari Universitas Exeter.
Kesimpulan Penting
Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa arus Atlantik mungkin sedang mendekati titik kritis. Dr. Arellano Nava memperingatkan, “Melelehnya es polar akibat perubahan iklim pasti berkontribusi pada pelambatan arus laut. Oleh karena itu, pengurangan emisi gas rumah kaca adalah langkah terbaik untuk menjauhkan kita dari titik kritis di Samudera Atlantik.”
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, menegaskan pentingnya pemantauan yang lebih lanjut terhadap perubahan sirkulasi laut yang dapat berdampak luas pada iklim global.
About the Author
