
Headline24jam.com – Comet 3I/ATLAS, interstellar object tercepat ketiga yang diketahui, tengah menarik perhatian astronom. Komet ini menunjukkan perilaku unik dengan melepaskan debu saat mendekati Matahari, fenomena yang teramati terjadi di satu sisi komet saja.
Perilaku Unik Koment 3I/ATLAS
Saat komet mendekati Matahari, umumnya mereka mengeluarkan gas, debu, serta ion. Namun, tail atau ekor komet 3I terpantau lemah, likely disebabkan jaraknya yang masih jauh dari Matahari. Meski demikian, komet ini menghasilkan banyak debu, yang terlepas dalam arah matahari, bukan ke belakang.
Proses Sublimasi
Komet terdiri dari es yang terbuat dari gas, batu, dan debu. Saat mendekati Matahari, es ini menyublim, membentuk koma, atau atmosfer kabur di sekitar inti komet. Proses ini dapat menyebabkan komet dengan inti sekecil lingkungan dapat menghasilkan koma lebih besar dari Bumi.
Penjelasan Penyebab Ekor Arah Matahari
Dalam makalah yang belum melalui tinjauan sejawat, astronom menggunakan Hubble menemukan bahwa komet ini mengalami sublimasi debu yang signifikan di sisi yang terkena cahaya Matahari, sementara sisi malam tidak menunjukkan aktivitas serupa. Hal ini menyebabkan pelepasan yang jelas dari material di sisi yang dipenuhi sinar.
Dua Teori tentang Pola Pergerakan
Ada dua teori utama mengenai fenomena ini. Pertama, komet mungkin berputar dengan kutub mengarah ke Matahari sehingga sisi malam tidak mendapatkan cahaya. Alternatifnya, permukaan komet telah terdegradasi secara signifikan selama miliaran tahun, mengurangi kemampuan komet untuk membentuk ekor yang panjang seperti komet-komet di dalam Tata Surya.
Penemuan dan Kecepatan Komet
Ditemukan pada 1 Juli oleh sistem pemantau ATLAS, komet 3I/ATLAS merupakan interstellar object ketiga setelah ’Oumuamua yang ditemukan pada 2017 dan Comet 2I/Borisov pada 2019. Komet ini terlihat dua kali lebih cepat dari kedua pendahulunya, dengan kecepatan mencapai 58 kilometer per detik.
Jadwal Peredaran Dekat dengan Matahari
Komet 3I/ATLAS diperkirakan akan berada sejauh 210 juta kilometer dari Matahari, jauh melampaui orbit Bumi, pada 30 Oktober 2025. Komet ini dapat terlihat dari Bumi hingga September 2025, sebelum menghilang di balik Matahari dan kembali terlihat pada bulan Desember.
Akses terhadap Studi
Makalah yang membahas fenomena ini dapat diakses melalui arXiv untuk mendapatkan detail lebih lanjut mengenai penemuan ini.