
Headline24jam.com – Tim astronom berhasil melakukan pengamatan polarimetri pada komet antar bintang 3I/ATLAS, yang ditemukan pada 1 Juli 2025, saat melintas di Tata Surya dengan kecepatan hampir dua kali lipat dari komet antar bintang sebelumnya, yaitu ‘Oumuamua dan Komet Borisov. Observasi ini menunjukkan bahwa komet 3I/ATLAS memiliki polaritas negatif yang ekstrem dan diperkirakan memiliki inti sekitar 5,6 kilometer dengan massa lebih dari 33 miliar ton.
Penemuan Awal Komet 3I/ATLAS
Komet 3I/ATLAS terdeteksi saat mendekati Matahari, memunculkan karakteristik unik berupa koma berdebu dan indikasi ukuran yang jauh lebih besar daripada komet sebelumnya. Proses ini membantu astronom memverifikasi statusnya sebagai komet sebenarnya, sesuai dengan pertanda dari aktivitas pengeluaran gas yang teramati.
Namun, komet ini kini sudah tidak terlihat setelah kemungkinan mengalami gangguan akibat lontaran massa koronal, dan diperkirakan tidak akan muncul kembali hingga nanti tahun ini.
Pengamatan dan Polarimetri
Sejumlah pengamatan dilakukan, termasuk pencitraan dan spektroskopi yang mengungkap adanya rona hijau serta komposisi kimia menarik. Pengamatan polarimetri, yang mengukur rotasi cahaya terpolarisasi, memberikan wawasan lebih dalam tentang ukuran, bentuk, dan orientasi partikel debu yang mengelilingi komet.
“Polaritas cahaya mencerminkan mode osilasi medan listrik dan magnetik,” jelas Avi Loeb, astronom dari Harvard yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. “Tingkatan polaritas yang ditampilkan oleh objek yang memantulkan cahaya seperti 3I/ATLAS mencerminkan asimetri bentuk global dan komposisi partikel.”
Metrik Polaritas dan Implikasin
Tim peneliti mencatat bahwa jenis polaritas dapat memberikan informasi berharga. Mereka mengukur tingkat polaritas linear Pr dari cahaya yang dipantulkan oleh partikel debu komet, dengan menemukan bahwa 3I/ATLAS menunjukkan cabang polaritas negatif yang sangat dalam dan sempit.
“Polaritas negatif terjadi ketika arah polaritas sejajar dengan bidang pencitraan,” tambah tim dalam laporan mereka yang saat ini telah diposting sebagai preprint. Hasil ini menunjukkan bahwa 3I/ATLAS tidak tergolong dalam kategori umum komet yang telah diamati, melainkan lebih mirip dengan objek trans-Neptunian dan Centaur.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih dalam sifat unik 3I/ATLAS, meskipun saat ini objek tersebut tidak dapat diamati. “Ditemukan komet yang memiliki koma halus dalam pengamatan awal, meskipun tidak ada fitur polarimetri yang kuat,” tulis tim peneliti. Temuan ini bisa menunjukkan adanya tipe komet baru, yang memperkaya variasi objek antar bintang yang dikenal.
Laporan ini telah diajukan ke The Astrophysical Journal Letters dan saat ini tersedia di server preprint arXiv.