Headline24jam.com – Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di pre-print platform mengungkapkan bahwa komet 3I/ATLAS, pengunjung antar bintang ketiga yang terkonfirmasi, berpotensi mengalami interaksi dekat terakhir sebelum meninggalkan Tata Surya di tahun 2026. Penelitian ini menyajikan simulasi dinamis untuk menganalisis jalur komet, termasuk perjalanan yang membawanya ke sistem kita dan rute yang akan diambil saat ia pergi.
Asal Usul Komet 3I/ATLAS
Komet ini terdeteksi oleh sistem pemantauan Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System pada 1 Juli 2025, saat bergerak dengan kecepatan tinggi sekitar 58 kilometer per detik. Berdasarkan analisis, komet ini adalah objek antar bintang ketiga yang berhasil dikonfirmasi, setelah 1I/’Oumuamua dan 2I/Borisov.
Chris Lintott, Profesor Astrofisika di Universitas Oxford, menjelaskan, “Ini datang lebih cepat dibandingkan dua objek sebelumnya, tetapi kecepatannya masih dalam kisaran yang bisa diprediksi untuk objek-objek semacam ini.” Lintott menambahkan, komet ini kemungkinan berasal dari bintang di “disk tebal” galaksi kita dan mungkin telah ada lebih lama dari usia Tata Surya itu sendiri.
Proyeksi Jalur Komet
Penelitian ini menyatakan bahwa meskipun asal usul 3I/ATLAS tidak sepenuhnya jelas, model yang dikembangkan menunjukkan komet ini datang dari konstelasi Sagittarius dan akan meninggalkan ke arah konstelasi Gemini. Data menunjukkan bahwa kecepatan radialnya spesifik, yaitu -57.995 ± 0.011 km/s saat mendekat dan 58.01 ± 0.01 km/s saat menjauh.
“Model kami menunjukkan bahwa 3I/ATLAS dapat mengalami gangguan akibat gravitasi dari Mars dan Jupiter saat mendekati keduanya. Namun, dampak dari Jupiter diperkirakan jauh lebih besar,” tulis tim peneliti. Jarak komet dari Jupiter sangat dekat, dalam radius Hill Jupiter yakni sekitar 0.355 AU.
Interaksi dengan Jupiter
Puncak dari interaksi ini diperkirakan akan terjadi pada 16 Maret 2026. Namun, faktor percepatan non-gravitasi yang dihasilkan oleh aktivitas lain seperti gas yang keluar dan tekanan radiasi dari matahari masih belum pasti. Penelitian ini mengungkapkan bahwa percepatan dengan nilai di bawah 10−7 au/day−2 akan memiliki efek “sepele” pada jalur komet, sedangkan percepatan di sekitar 10−6 hingga 10−5 au/day−2 dapat mengubah trajektori masa depannya secara signifikan.
Waktu Terbaik untuk Mengamati
Tim peneliti menyarankan agar pengamatan dilakukan pada periode 9 hingga 22 Maret 2026, saat komet mendekat ke Jupiter, dengan jarak maksimum antara pesawat luar angkasa Juno dan komet yang diharapkan kurang dari jarak antara Juno dan Jupiter.
Studi ini telah diposting di server pre-print arXiv, menambah pemahaman kita tentang objek antar bintang yang misterius ini dan peluang untuk observasi lebih lanjut sebelum ia beranjak dari tata surya kita.