
Headline24jam.com – Baru-baru ini, peneliti mengidentifikasi dua spesies baru dari genus penguasa ekosistem purba, Deinosuchus, yang dikenal sebagai "krokodil teror". Spesies ini hidup sekitar 75 hingga 82 juta tahun yang lalu di wilayah barat Amerika, dari Montana hingga Meksiko utara, dan diperkirakan memiliki panjang mencapai 10 meter (33 kaki).
Temuan Baru tentang Deinosuchus
Pada tahun 2020, ilmuwan mendeskripsikan dua spesies baru, Deinosuchus hatcheri dan Deinosuchus riograndensis. Spesies ini memiliki kekuatan dan ukuran yang memungkinkan mereka menjadi predator utama, bahkan mungkin lebih besar dari dinosaurus predatori terbesar yang hidup berdampingan dengan mereka.
Bukti Fisik dan Pola Makan
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa Deinosuchus mungkin memang memangsa dinosaurus, berdasarkan morfologi tengkoraknya yang sesuai dengan jejak gigitan pada fosil dinosaurus. Penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa Deinosuchus memiliki kemampuan untuk menghancurkan tengkorak mangsanya.
Fossil menunjukkan jejak gigitan dari D. riograndensis pada berbagai sisa-sisa, mulai dari cangkang kura-kura hingga tulang dinosaurus. Penelitian ini menunjukkan bahwa Deinosuchus adalah predator oportunis yang memanfaatkan apa pun yang berada dalam jangkauannya.
Spesies Lain dalam Genus yang Sama
Penelitian juga mengidentifikasi spesies Deinosuchus schwimmeri, yang hidup di sepanjang dataran pantai Atlantik dari New Jersey ke Mississippi pada periode yang sama. Meski dikenal sebagai "krokodil teror", Deinosuchus lebih erat kaitannya dengan aligator, meski bentuk tengkoraknya tampak berbeda dari kedua hewan modern ini.
Deklarasi Peneliti
"Deinosuchus adalah raksasa yang pasti menakut-nakuti dinosaurus yang mendekati tepi air untuk minum," ungkap Dr. Cossette. "Sampai sekarang, hewan lengkapnya belum diketahui. Spesimen baru yang kami teliti menunjukkan predator aneh dan raksasa dengan gigi sebesar pisang."
Lebih lanjut, ia menambahkan, "Ada dua lubang besar di ujung moncong, yang unik untuk Deinosuchus, namun kami belum mengetahui fungsinya. Penelitian lebih lanjut diharapkan bisa menjelaskan misteri ini dan memberikan wawasan lebih lanjut tentang makhluk luar biasa ini."
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Vertebrate Paleontology pada tahun 2020.