
Headline24jam.com – Maria Branyas, seorang wanita berusia 117 tahun asal Catalonia, menjadi orang tertua yang terverifikasi di dunia sebelum meninggal pada Agustus 2024. Dengan harapan hidup rata-rata wanita di daerahnya yang hanya 86 tahun, peneliti tertarik mengungkap rahasia panjang umur Branyas melalui analisis DNA. Hasilnya, penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini menunjukkan temuan menarik tentang proses penuaan.
Penelitian Komprehensif di Balik Usia Panjang
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Manel Esteller melakukan analisis multiomik mendalam terhadap berbagai aspek biologi Branyas. Mereka menganalisis sampel dari darah, saliva, urine, dan tinja sebelum kematiannya, lalu membandingkannya dengan individu yang lebih muda serta mereka yang juga memiliki umur panjang. “Kami mengembangkan analisis komprehensif dari genom, transkriptom, metabolom, proteom, mikrobium, dan epigenom,” jelas tim peneliti.
Temuan Menarik: Sehat di Usia Lanjut
Meskipun Branyas memiliki indikator molekuler penuaan seperti telomer pendek dan sistem imun yang pro-inflamasi, dia tidak mengalami penyakit besar terkait usia. Ini menunjukkan bahwa penuaan ekstrem tidak selalu berkonotasi dengan kesehatan yang buruk. “Temuan ini menggambarkan bagaimana penuaan dan penyakit, dalam kondisi tertentu, dapat terpisah,” tulis para peneliti.
Genetika yang Melindungi
Tim menemukan bahwa Branyas memiliki varian genetik yang melindungi dari penyakit umum terkait usia, seperti gangguan kardiovaskular dan diabetes. Selain itu, dia juga memiliki metabolisme lipid yang efisien serta mikrobium usus anti-inflamasi. Ini mengindikasikan bahwa profil biologi Branyas serupa dengan individu yang lebih muda dari segi kesehatan.
Usia Biologis yang Lebih Muda
Berdasarkan metilasi DNA, usia biologis Branyas jauh lebih muda dibandingkan umur kronologisnya yang 117 tahun. Meskipun kelompok kontrol menunjukkan usia biologis dan kronologis yang sama, ada perbedaan lebih dari 23 tahun dalam kasus Branyas. Tim penelitian menyatakan bahwa sel-sel Branyas berperilaku layaknya sel yang lebih muda.
Peran Lingkungan dalam Umur Panjang
Selain faktor genetika, lingkungan juga berpotensi memengaruhi umur panjang Branyas. Dia aktif secara mental, sosial, dan fisik, serta mengonsumsi pola makan yang sehat, termasuk yogurt. “Meski mengalami berbagai peristiwa emosional berat, Branyas mempertahankan kesehatan fisik dan mental yang baik,” tambah tim peneliti.
Implikasi untuk Penelitian Penuaan
Meskipun studi ini hanya melibatkan satu individu, temuan ini memberikan wawasan berharga tentang proses penuaan. Penelitian ini berpotensi membantu dalam pengembangan terapi anti-penuaan di masa depan. “Temuan ini memberikan pandangan baru tentang biologi penuaan manusia,” tutup para peneliti.
Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Cell Reports Medicine, menambah pengetahuan kita tentang bagaimana faktor genetika dan lingkungan dapat berkontribusi pada umur panjang.