
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa setiap kali kita menghirup udara, kita juga menghirup partikel-partikel kecil yang disebut aerosol. Beberapa dari partikel ini tidak berbahaya, tetapi ada juga yang bisa berdampak negatif bagi kesehatan. Kemajuan dalam teknologi pengambilan sampel dan filtrasi udara memungkinkan kita untuk mendeteksi dan mengurangi jumlah aerosol di dalam ruangan.
Apa Itu Aerosol?
Aerosol adalah suspensi partikel padat atau cair dalam medium gas. Contohnya termasuk asap kebakaran hutan dan serbuk sari musiman yang menyebabkan alergi. Ukuran aerosol bervariasi dari beberapa nanometer hingga 100 mikrometer (µm). Misalnya, sel darah merah memiliki diameter sekitar 7,5 hingga 8,7 µm, sementara helai rambut kasar sekitar 100 µm. Meskipun kecil, aerosol dapat memengaruhi iklim, cuaca, dan bahkan menyebarkan penyakit berbahaya.
Jenis-jenis Bioaerosol
Bioaerosol adalah partikel yang terdiri dari komponen biologis seperti bakteri dan virus. Mereka muncul setiap kali seseorang bersin, batuk, atau berbicara. Bioaerosol dapat bertahan di udara selama beberapa jam, tergantung spesies dan kondisi.
Contoh Bioaerosol
- Virus: SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan pandemi COVID-19, ditransmisikan melalui tetesan aerosol yang dapat bertahan di udara.
- Bakteri: Beberapa bakteri, seperti Mycobacterium tuberculosis dan Bordetella pertussis, menggunakan aerosol untuk menulari infeksi pernapasan.
- Spora Jamur Pertanian: Pergudangan dan lahan pertanian dapat menjadi tempat berkumpulnya bioaerosol yang merusak tanaman.
Teknik Deteksi Aerosol
Penelitian dan pengembangan metode pengambilan sampel aerosol sedang berlangsung. Berbagai teknik seperti pompa, filter, dan precipitator elektrostatik digunakan untuk menganalisis partikel tersebut. Peralatan ini dapat ditempatkan di berbagai lokasi, termasuk di ketinggian.
Tantangan Deteksi
Prof. Ian Johnston dari Pusat Teknologi Biodeteksi di Universitas Hertfordshire menjelaskan, "Salah satu tantangan besar dalam pemantauan transmisi udara adalah efisiensi perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan patogen." Efektivitas pengambilan sampel menjadi kunci dalam mendeteksi patogen di area yang luas.
Filtrasi Udara
Setelah mengidentifikasi potensi risiko di udara, langkah selanjutnya adalah bagaimana mengurangi risiko tersebut. Filtrasi menjadi solusi utama.
Menurut Prof. Johnston, filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) sangat efektif, mampu menangkap hingga 99,97% partikel berukuran kecil. Ini menjadikan filter ini pilihan utama untuk menjaga kebersihan udara dalam ruangan.
Pembelajaran dari COVID-19
Pandemi COVID-19 mengungkap kenyataan tentang penularan aerosol di dalam ruangan. Prof. Johnston mencatat bahwa "jika langkah mitigasi yang lebih baik diterapkan, banyak nyawa dapat diselamatkan." Pengetahuan baru ini dapat membantu dalam mengurangi penyebaran virus dan penyakit musiman di masa depan.
Masa Depan Teknologi Deteksi Aerosol
Saat ini, peneliti terus berupaya mengembangkan teknologi deteksi aerosol yang lebih baik. Penelitian termasuk metode pengumpulan partikel yang inovatif dan strategi untuk memahami daya hidup virus pada mikrodroplet.
Aerosol mungkin kecil dan kadang tidak terlihat, tetapi dampaknya terhadap kesehatan dan pernapasan sangat besar. Memahami dan mengurangi risiko aerosol sangat penting untuk kesehatan masyarakat.