Headline24jam.com – Konsumsi ayam di Amerika Serikat mencapai rata-rata 45 kilogram per tahun per orang, menurut National Chicken Council. Hal ini menjadikan ayam sebagai salah satu sumber protein utama dalam diet manusia. Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa kita lebih memilih ayam dibandingkan unggas lain? Jawabannya terletak pada beberapa faktor, termasuk kemudahan pemeliharaan ayam yang tidak dapat terbang jauh.
Sejarah Pemeliharaan Ayam
Ayam telah menjadi bagian dari konsumsi manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Charles Darwin, seorang naturalis dan biologi asal Inggris, pertama kali mengusulkan bahwa ayam berasal dari ayam hutan merah (Gallus gallus). Penelitian genetik terbaru menunjukkan bahwa ayam domestik sebenarnya adalah hibrida, yang memiliki DNA dari spesies ayam hutan lainnya seperti ayam hutan abu-abu.
Meskipun asal usul domestikasi ayam masih diperdebatkan, beberapa ilmuwan percaya bahwa ayam pertama kali dijinakkan di kawasan Lembah Indus sekitar 2000 SM, dengan bukti lebih lanjut menunjukkan domestikasi terjadi antara 1650 hingga 1250 SM.
Peran Romawi dan Perang Dunia II
Kekaisaran Romawi turut memperkenalkan ayam dan telurnya sebagai sumber makanan. Namun, ayam tidak segera menjadi makanan utama. Perang Dunia II meningkatkan permintaan akan ayam karena kesulitan mendapatkan daging merah, dan orang-orang mulai mengandalkan ayam sebagai alternatif yang lebih terjangkau.
Mengapa Ayam Lebih Populer?
Salah satu alasan utama mengapa ayam menjadi unggas pilihan adalah karena ayam lebih lambat dan kurang pintar dibandingkan dengan unggas lain. Mereka mampu beradaptasi dengan kehidupan di dekat manusia, membuatnya lebih mudah untuk dijinakkan. Sebagian ilmuwan juga berpendapat bahwa ayam pertama kali dijinakkan untuk tujuan adu ayam, sebelum akhirnya menjadi makanan sehari-hari.
Alternatif Unggas Lain
Meskipun ada banyak jenis unggas yang bisa dimakan, seperti burung merpati dan angsa, ayam tetap menjadi pilihan utama. Burung merpati telah dimakan selama ribuan tahun, dan angsa telah dijinakkan selama 4.000 hingga 5.000 tahun. Namun, pengelolaan burung merpati lebih rumit, seperti yang dijelaskan oleh Ariane Daguin, pendiri D’Artagnan Foods: “Anda tidak dapat melakukan inseminasi buatan seperti untuk kalkun atau ayam. Jadi, Anda benar-benar membutuhkan induk jantan dan betina untuk setiap bayi.”
Swans juga pernah menjadi makanan di Eropa Barat, meski tidak begitu populer karena sulit untuk dimasak dan memiliki rasa yang khas.
Kesimpulan
Kita mengonsumsi ayam karena kemudahan dalam budidaya serta rasa yang lebih disukai dibandingkan unggas lainnya. Masyarakat kuno yang menyaksikan pertarungan ayam juga turut berperan dalam penyebaran ayam ke berbagai belahan dunia.