Headline24jam.com – Manusia, berbeda dengan banyak hewan, tidak memiliki ekor. Meskipun banyak jenis vertebrata dan beberapa invertebrata lainnya memiliki ekor, manusia hanya memiliki ekor yang sangat singkat selama perkembangan embrio, yaitu pada minggu kelima dan keenam kehamilan. Penghilangan ekor pada manusia berlangsung pada usia delapan minggu, dan meskipun beberapa individu lahir dengan kelainan pada tulang ekor, hal itu bukanlah ekor sejati yang dapat digerakkan.
Mengapa Manusia Tidak Memiliki Ekor?
Kehilangan ekor mungkin terasa aneh, mengingat ekor berfungsi penting bagi banyak hewan, seperti membantu kucing menjaga keseimbangan dan memberi dukungan dalam gerakan monyet. Ekor juga berfungsi dalam komunikasi antar hewan dan dapat menjadi alat pertahanan diri. Namun, mengapa manusia tidak memiliki keuntungan tersebut?
Asal Usul Kehilangan Ekor Manusia
Menurut para ilmuwan, manusia terakhir kali memiliki ekor pada sekitar 25 juta tahun lalu, sebelum nenek moyang manusia terpisah dari monyet tua. Zoolog David Young, direktur Museum Tiegs Universitas Melbourne, menyatakan bahwa “Tak satu pun dari kita (kera besar) memiliki ekor.” Bahkan, kera kecil seperti gibbon juga tidak memiliki ekor, yang menunjukkan bahwa tidak memiliki ekor bisa jadi menguntungkan.
Young menjelaskan bahwa gibbon menggunakan lengan panjang mereka untuk berayun di pepohonan, sehingga kehadiran ekor justru dapat mengganggu cara bergerak ini. Ketidakperlunya ekor menjadi alasan ilmiah mengapa manusia, yang berdiri dengan dua kaki untuk berburu jarak jauh, bisa menjadi makhluk tanpa ekor.
Proses Evolusi yang Menarik
Namun, pandangan bahwa kehilangan ekor terjadi sebelum bipedalisme terlalu sederhana. Liza Shapiro, seorang antropolog biologi di Universitas Texas di Austin, mencatat bahwa evolusi manusia bergerak dari kehadiran ekor ke tanpa ekor, dan bukan sebaliknya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penyebab kehilangan ekor ini terkait dengan perubahan genetik.
Bo Xia, mahasiswa pascasarjana di NYU Grossman School of Medicine, bergabung dalam penelitian yang menunjukkan bahwa faktor utama yang mengubah struktur ekor terletak pada elemen DNA yang disebut Alu. Elemen ini, yang dulunya dianggap tidak berguna, ternyata berperan dalam proses hilangnya ekor.
Temuan Kunci dalam Genetik
Tim peneliti menemukan perbedaan genetis antara enam spesies kera tanpa ekor dan sembilan spesies monyet dengan ekor. Analisis ini mengungkapkan bahwa elemen DNA Alu ada di gen yang mengatur panjang ekor, dan ketika elemen ini muncul, ekor akan hilang dengan cepat.
“Ketika elemen Alu ada, ‘kamu kehilangan ekor dalam sekejap,’” ungkap Itai Yanai, seorang profesor di NYU Langone Health. Penelitian juga menunjukkan bahwa meskipun kehilangan ekor membawa risiko cacat pada tulang belakang, tekanan evolusi untuk tidak memiliki ekor tampaknya jauh lebih besar.
Kesimpulan
Pertanyaan mengapa manusia tidak memiliki ekor terjawab dengan mutasi acak dalam elemen genetik. Namun, mengapa kita bertahan dengan mutasi ini masih menjadi misteri. Walau kita telah menjalani lebih dari 25 juta tahun tanpa ekor, satu hal yang pasti: ketiadaan ekor mungkin memang menawarkan keuntungan tersendiri dalam proses evolusi manusia.