
Headline24jam.com – Sungai Salmon di Alaska yang dikenal dengan airnya yang jernih kini mengalami pencemaran parah akibat perubahan iklim dan pencairan permafrost. Perubahan ini merusak lingkungan, melepaskan bahan toksik yang mengancam ekosistem serta kesehatan masyarakat lokal.
Dampak Pencemaran di Sungai Salmon
Sungai Salmon mengalir melalui hutan belantara, tundra, dan lembah pegunungan yang indah di Alaska. Dulu, sungai ini menjadi sumber air murni yang menampung kehidupan ikan dan satwa liar. Saat ini, ia tampil keruh berwarna oranye, mencerminkan dampak negatif dari pencairan permafrost dan pelanggaran lingkungan lainnya.
Perubahan Kualitas Air
Pencairan permafrost melepaskan logam berat dan zat beracun ke dalam aliran sungai. Data menunjukkan bahwa lebih dari 75 aliran sungai di Alaska utara kini mengalami kondisi asam dan mengandung logam berat. Sembilan dari sepuluh sampel dari anak sungai utama Sungai Salmon melampaui ambang batas toksisitas yang ditetapkan oleh EPA untuk kehidupan akuatik.
Ancaman bagi Kehidupan Ikan dan Komunitas Lokal
Sungai yang keruh ini mengancam keberlangsungan ikan dan satwa liar yang menjadi sumber kehidupan masyarakat adat. Pencemaran ini juga berpotensi mencemari sumber air minum mereka. Dalam pengujian yang dilakukan di Sungai Kitlik, meskipun air terlihat jernih, terdeteksi bahwa tingkat aluminium, kadmium, dan seng sudah melebihi batas aman, yang semua berbahaya bagi kehidupan akuatik.
Logam Beracun yang Menjadi Ancaman
Tiga logam yang paling merugikan di Sungai Salmon adalah:
-
Aluminium: Meskipun melimpah di kerak bumi, aluminium tidak memiliki peran biologis dan dapat mengikat fosfor yang penting bagi organisme akuatik. Ini berpotensi mengganggu rantai makanan.
-
Besi: Pada kadar tinggi, zat ini dapat membuat sungai keruh, menghalangi sinar matahari dan mengancam habitat yang diperlukan untuk proses pemijahan salmon.
- Kadmium: Zat beracun ini mengakumulasi di permukaan insang ikan, menggantikan kalsium dan berpotensi memicu kegagalan pernapasan.
Dampak Sosio-ekonomi
Sungai Salmon juga memiliki dampak besar terhadap ekonomi lokal. Chum salmon yang menjadi sumber pangan utama kini terancam. Rata-rata hasil tangkapan ikan lokal antara 1962 dan 2023 mencapai lebih dari 230.000 ekor per tahun. Namun, setelah meningkatnya pencemaran pada 2019-2020, hasil tangkapan menurun drastis. Hasil tangkapan pada tahun 2024 merupakan yang terendah dalam lebih dari 60 tahun.
Peringatan bagi Lingkungan Global
Jika tren pencemaran ini terus berlanjut, dampaknya bisa meluas ke burung dan mamalia yang bergantung pada salmon. Penelitian terus dilakukan untuk memantau perubahan ini, dan dunia harus menyadari bahwa tindakan terhadap perubahan iklim adalah suatu keharusan saat ini.
Studi ini dipublikasikan di PNAS.