
Headline24jam.com – Para ilmuwan berhasil menemukan komunitas mikroba yang terperangkap di bawah permukaan laut, berusia 100 juta tahun, di lapisan sedimen di Lautan Pasifik. Penemuan ini menunjukkan bahwa kehidupan di Bumi bisa bertahan dalam kondisi ekstrem dan serba terbatas.
Penemuan Mikroba Tua
Tim peneliti dari Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) dan Universitas Rhode Island mengumpulkan sampel sedimen dari kedalaman 75 meter di bawah permukaan laut. Lokasi pengambilan sampel berada sekitar 5,700 meter di bawah permukaan laut.
Mikroba tersebut dapat dibangkitkan kembali di laboratorium dengan metode pemeliharaan yang cermat. Setelah diberikan nutrisi yang dilabeli dengan isotop karbon dan nitrogen, mikroba tersebut menunjukkan aktivitas metabolik dalam waktu 10 minggu, membuktikan kemampuan mereka untuk tumbuh dan membelah diri.
Usia Tertua Mikroba Laut
Steven D’Hondt, salah satu penulis penelitian dan Profesor Oseanografi di Universitas Rhode Island, mengatakan, “Ini adalah mikroba tertua yang dipulihkan dari lingkungan laut. Meskipun telah berpuasa selama 100 juta tahun, beberapa mikroba dapat tumbuh, bereproduksi, dan melaksanakan berbagai aktivitas metabolik ketika kembali ke permukaan.”
Lapisan sedimen di mana mikroba ini ditemukan terbentuk dari "salju laut," puing-puing, debu, dan partikel lainnya selama periode antara 13 hingga 101,5 juta tahun lalu.
Lingkungan Ekstrem
Meskipun terdapat oksigen di kedalaman ini, jumlah bahan organik seperti karbon sangat terbatas, menjadikan lingkungan tersebut sangat keras bagi kehidupan. Namun, kondisi sedimen yang tepat memungkinkan oksigen masih dapat mencapai kedalaman tersebut.
Di dalam kondisi laboratorium, beberapa mikroba menunjukkan respons cepat dan bertambah jumlahnya hingga lebih dari empat urutan besaran dalam 68 hari. Bahkan dalam sedimen berusia 101,5 juta tahun, peneliti mengamati mikroba tersebut menyerap isotop dan meningkatkan jumlah sel mereka.
Adaptasi Mikroba
Sebagian besar mikroba yang ditemukan adalah bakteri aerobik, yang memerlukan oksigen untuk bertahan hidup. Dengan sedikitnya nutrisi di kedalaman, mikroba ini mungkin telah memperlambat "jam biologis" mereka, hidup dengan metabolisme yang lambat dan evolusi yang minimal.
D’Hondt menambahkan, “Kami percaya komunitas ini telah berada di sana selama 100 juta tahun, dengan jumlah generasi yang tidak diketahui. Karena flux energi yang dihitung untuk mikroba sedimen bawah laut hampir tidak mencukupi untuk perbaikan molekuler, jumlah generasi bisa sangat rendah.”
Kesimpulan Penelitian Baru
Penemuan ini mengubah pemahaman kita bahwa kehidupan hanya dapat bertahan beberapa meter di bawah permukaan laut, terutama di tepi benua tempat terdapat banyak bahan organik. Studi ini menarik perhatian lebih jauh, dengan temuan sebelumnya yang menunjukkan komunitas mikroba hidup bahkan di kedalaman 750 meter di bawah permukaan laut.
Versi awal dari artikel ini dipublikasikan pada Juli 2020.