
Headline24jam.com – Astronom di seluruh dunia menyambut kehadiran Comet 3I/ATLAS, objek interstellar ketiga yang melintasi Sistem Tata Surya, setelah pertamanya terdeteksi empat bulan lalu. Pada November ini, misi luar angkasa JUICE milik Badan Antariksa Eropa (ESA) akan mengamati komet tersebut saat perjalanan menuju Jupiter. Observasi ini akan dilakukan ketika komet berada pada jarak 210 juta kilometer dari Matahari, sementara JUICE akan berada 64 juta kilometer dari komet.
Misi JUICE Menuju Jupiter
JUICE, singkatan dari Jupiter Icy Moons Explorer, dirancang untuk mempelajari tiga bulan es Jupiter: Ganymede, Callisto, dan Europa. Misi ini bertujuan untuk mengeksplorasi kemungkinan adanya lautan cair di bawah permukaan bulan-bulan tersebut dan membuat sejarah sebagai pesawat ruang angkasa pertama yang memasuki orbit Ganymede, bulan terbesar di tata surya.
“JUICE akan mengamati 3I/ATLAS antara 2 dan 25 November,” ungkap Olivier Witasse, ilmuwan proyek ESA. Observasi akan menggunakan lima instrumen, termasuk kamera dan spektrometer UV, meski hanya dapat dilakukan secara jarak jauh dari 0.5 unit astronomi.
Mengapa Observasi Ini Penting?
Sambil berlayar menuju Jupiter, JUICE secara kebetulan akan mendekati Comet 3I/ATLAS setelah melewati titik terdekatnya dengan Matahari. Ini menjadi kesempatan berharga untuk menerapkan teknologi dan melakukan observasi terhadap objek interstellar. Witasse menambahkan, “Meskipun kami tidak mengharapkan aktivitas pengamatan pada fase ini, pentingnya kesempatan ini memaksa kami untuk melakukan persiapan ekstra.”
Apa yang Diketahui tentang Comet 3I/ATLAS?
Komet 3I/ATLAS akan berada pada jarak 268 juta kilometer dari Bumi saat mencapai dekat terdekat pada 19 Desember mendatang. Ini menandakan keberadaan objek interstellar yang lebih dekat, meskipun tidak dapat dianggap ‘dekat’ dalam konteks ruang angkasa.
Pengamatan dari Mars
Untuk memfasilitasi pengamatan terhadap komet tersebut, NASA dan ESA telah mengerahkan penjelajah robotik di Mars. Namun, data yang dihasilkan dari observasi JUICE tidak akan tersedia hingga Februari 2026 karena posisi yang sulit dalam hubungan dengan Bumi. “Tingkat data sangat rendah, sehingga kami perlu bersabar,” kata Witasse.
Dengan langkah ini, astronom berharap dapat mengumpulkan informasi vital mengenai komet interstellar dan mendalami fenomena luar angkasa yang masih misterius. Keberhasilan misi ini akan menambah wawasan kita tentang asal usul objek-objek dari luar tata surya.