Headline24jam.com – Sebuah tim fisikawan mengeksplorasi model atom kuno yang dikemukakan oleh William Thompson, lebih dikenal sebagai Lord Kelvin, untuk menjawab misteri mendasar tentang keberadaan alam semesta. Penelitian ini dipublikasikan pada tahun 2024 dan mencoba menjelaskan mengapa ada lebih banyak materi dibanding antimateri di alam semesta, dengan kemungkinan adanya “simpul kosmik” yang terbentuk pada masa awal penciptaan alam semesta.
Teori Lawas dengan Implikasi Modern
Pada tahun 1867, Lord Kelvin berupaya menjelaskan keberadaan berbagai atom di alam semesta meski pada waktu itu pengetahuan ilmiah masih sangat terbatas. Konsep luminiferous aether menjadi populer saat itu sebagai fluida hipotetik yang mengisi ruang angkasa, sementara elektron belum ditemukan. Kelvin menyatakan bahwa atom adalah vorteks stabil dalam aether, mirip dengan cara vorteks berperilaku dalam fluida.
Knots dalam Fisika Modern
Meskipun teori ini terbukti salah setelah eksperimen Michelson-Morley yang menggugurkan konsep aether, gagasan tentang simpul (knots) tetap memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang, seperti dinamika fluida dan superkonduktor. Tim peneliti yang terlibat dalam studi terbaru ini menyampaikan bahwa karakteristik topologis dari simpul dapat menjelaskan fenomena stabil yang berkembang dalam fisika.
Menjawab Pertanyaan Besar tentang Materi dan Antimateri
Para peneliti, dipimpin oleh Muneto Nitta dari Hiroshima University, mengusulkan bahwa simpul kosmik mungkin telah terbentuk dalam alam semesta awal dan mendominasi selama periode tertentu. “Studi ini menjawab salah satu misteri paling mendasar dalam fisika: mengapa alam semesta tersusun dari materi dan bukan antimateri,” ungkap Nitta.
Eksplorasi Teori Penciptaan Alam Semesta
Model Big Bang menyatakan bahwa materi dan antimateri seharusnya dihasilkan dalam jumlah yang sama, tetapi kita sekarang hanya mengamati materi. Tim ini mengemukakan bahwa simpul kosmik kemungkinan berkontribusi terhadap ketidakseimbangan ini, dengan menciptakan partikel materi dari proses penguraian simpul yang terjadi setelah fase dominasi.
“Proses ini memproduksi banyak partikel, termasuk neutrino dan boson skalar, yang dapat menghasilkan ketidakseimbangan antara materi dan antimateri,” jelas Yu Hamada dari Deutsches Elektronen-Synchrotron di Jerman.
Potensi Penemuan Selanjutnya
Penelitian ini berpotensi memberikan jawaban untuk misteri kosmis lainnya, seperti masalah CP kuat dan massa neutrino. Nitta menekankan perlunya pengembangan model teori dan simulasi lebih lanjut guna memperjelas signifikansi simpul ini. “Eksperimen gelombang gravitasi mendatang seperti LISA dan Cosmic Explorer akan dapat menguji kebenaran periode dominasi simpul di alam semesta,” tambahnya.
Publikasi dan Relevansi
Studi ini dipublikasikan dalam Physical Review Letters dan menandakan kemajuan mendalam dalam pemahaman kita tentang pembentukan alam semesta. Penemuan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut yang menghubungkan teori fisika dasar dan fenomena dunia nyata.