
Headline24jam.com – Astronom dari W. M. Keck Observatory telah mengidentifikasi fitur menarik pada komet antarbintang 3I/ATLAS. Penemuan tersebut, yang dilakukan pada 24 Agustus 2025, termasuk adanya “anti-tail” yang langka, yang menunjukkan bahwa objek ini bergerak cepat dan memastikan bahwa ia adalah komet yang menunjukkan tanda-tanda aktifitas.
Penemuan Komet 3I/ATLAS
Pada 1 Juli 2025, tim dari Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) menemukan objek cepat yang melintas di sistem tata surya kita. Objek ini, yakni 3I/ATLAS, memiliki eksentrisitas antara 6.1 dan 6.2, yang menunjukkan bahwa ia adalah pengunjung antarbintang ketiga yang kita ketahui. Ini berarti objek ini akan meninggalkan tata surya kita setelah melewati titik terdekatnya.
Aktivitas Komet yang Menarik
Komet ini telah memicu berbagai spekulasi, termasuk dugaan bahwa ia bukan objek alami. Namun, astronom telah mengonfirmasi bahwa 3I/ATLAS adalah komet berdasarkan aktivitas pengeluaran gas yang terdeteksi. Seiring perjalanan panjangnya melintasi ruang antarbintang yang mungkin berlangsung selama 10 miliar tahun, objek ini menjadi objek studi menarik bagi ilmuwan dan masyarakat.
Tim peneliti internasional melakukan analisis spektroskopis untuk menentukan elemen yang terdapat pada 3I/ATLAS dan komanya. āSatu cara untuk memahami objek ini adalah lewat aktivitas komet itu sendiri,ā kata tim dalam makalah mereka. Aktivitas tersebut terjadi akibat radiasi matahari yang menghangatkan material di permukaan komet.
Analisis Spektroskopis dan Temuan Jelas
Analisis yang dilakukan menghasilkan temuan mengejutkan. Komet ini memiliki rasio keberadaan zat besi dan nikel yang sangat ekstrem. Dalam penelitian sebelumnya, dijelaskan bahwa garis emisi dari FeI dan NiI umumnya ditemukan pada komet di tata surya, namun keberadaannya di 3I/ATLAS membingungkan. āSuhu permukaan terlalu rendah untuk memungkinkan penguapan mineral yang mengandung logam ini,ā ungkap tim peneliti.
Makalah terbaru secara jelas menunjukkan keberadaan nikel (Ni) dan sianida (CN) serta deteksi yang lemah atau tidak adanya zat besi (Fe). āNi lebih terkonsentrasi secara sentral dibandingkan CN, dengan mayoritas fluks Ni berasal dari bagian dalam 2.000 km dari 3I/ATLAS,ā katanya.
Fenomena “Anti-Tail”
Salah satu yang paling menarik dari 3I/ATLAS adalah pengembangan “anti-tail” atau ekor yang mengarah ke arah matahari. Ini merupakan fenomena yang tidak umum dan dikaitkan dengan penguapan materi ke ruang angkasa tanpa terpengaruh oleh angin matahari. āMorfologi seperti ini cukup unik, karena ekor debu umumnya bergerak menjauh dari matahari,ā ujar tim peneliti.
Kesimpulan dan Harapan Masa Depan
Penelitian ini belum dipublikasikan di jurnal peer-reviewed, tetapi telah diposting di server preprint arXiv. Dengan penemuan ini, ilmuwan berharap dapat memahami lebih dalam karakteristik objek antarbintang dan lokasi asal usul mereka, terutama saat teleskop Vera C. Rubin mulai beroperasi, yang dapat membantu dalam penemuan lebih banyak objek serupa.
Seiring perkembangan penelitian ini, 3I/ATLAS menjadi jendela untuk memahami evolusi materi di luar tata surya kita dan langsung memperluas pengetahuan kita tentang komponen primordial alam semesta.