
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap bahwa peta tubuh dalam otak manusia tetap utuh meskipun terjadi perubahan drastis seperti amputasi. Temuan ini dapat membantu amputee yang mengalami nyeri phantom limb. Studi yang dipimpin oleh Dr. Austin Lim ini sangat relevan bagi banyak amputee yang merasakan sensasi tidak nyaman setelah kehilangan anggota tubuh.
Sensasi Phantom Limb pada Amputee
Sebagian besar amputee mengalami sensasi phantom limb dengan berbagai tingkat keparahan. Menurut Dr. Lim, "Banyak yang menggambarkan nyeri phantom limb sebagai rasa merayap di kulit, pembakaran, atau perasaan tajam di bagian tubuh yang hilang."
Proses Penelitian yang Inovatif
Penelitian ini melibatkan tiga individu yang menjalani amputasi tangan. Ini menjadi studi pertama yang menganalisis peta otak tangan dan wajah pada pasien yang sama sebelum dan setelah amputasi. Peserta diminta untuk menggerakkan atau berusaha menggerakkan jari dan bibir sambil dilakukan pemindaian otak menggunakan fMRI.
Temuan yang Mengejutkan
Dr. Tamar Makin, pemimpin studi dan profesor di Universitas Cambridge, menyebut bahwa peta otak untuk limb yang hilang tetap hampir tidak berubah. "Kita menduga peta otak akan tetap sebagian besar utuh, tetapi seberapa utuh peta limb yang hilang mencengangkan," kata Makin.
Stabilitas Peta Somatosensori
Tidak terjadi reorganisasi fungsional di korteks somatosensori. Area yang mengatur wajah yang biasanya berdekatan dengan area tangan tidak berjalan mundur setelah amputasi. “Sungguh mengagumkan bahwa otak tidak tampak ‘tahu’ bahwa tangan itu tidak ada lagi,” lanjutnya.
Implikasi untuk Terapi Nyeri Phantom Limb
Temuan ini menantang pandangan lama tentang perubahan dalam korteks somatosensori dan membuka kemungkinan untuk memahami dan mengobati sensasi phantom limb. Memahami bahwa peta otak tetap stabil memungkinkan peneliti untuk menjelajahi cara untuk mengakses detail yang lebih halus dari peta tangan.
Penutup
Studi ini memperkuat gagasan bahwa meskipun terjadi kehilangan anggota tubuh, otak tetap menyimpan informasi tentang tubuh, menunggu kesempatan untuk terhubung kembali. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience, membawa harapan baru bagi amputee dan penelitian lebih lanjut mengenai pemulihan sensasi.