Headline24jam.com – Keluarga beruang, yang dikenal sebagai kelompok karnivora darat terbesar di dunia, memiliki perwakilan terkecil dengan kehadiran beruang matahari (Helarctos malayanus). Dengan ukuran sekitar 1.1 hingga 1.4 meter, spesies ini terancam karena kehilangan habitat dan perburuan. Sun bear, yang hidup di hutan tropis Asia Tenggara, kini semakin langka, dan perlindungan serta kesadaran publik menjadi penting untuk kelangsungan mereka.
Beruang Terkecil di Dunia
Beruang matahari adalah spesies beruang terkecil, hanya sekitar setengah ukuran beruang kutub atau Kodiak, yang dapat mencapai 2.6 hingga 3 meter. Meskipun ukurannya kecil, mereka dikenal memiliki sifat agresif. “Anda tidak ingin berada di dekat beruang matahari yang marah, karena rahang dan gigi mereka cukup kuat untuk merobek pohon,” ungkap seorang ahli konservasi.
Panjang Lidah yang Unik
Salah satu ciri khas yang mencolok dari beruang matahari adalah lidah mereka yang sangat panjang, mencapai 20 hingga 25 sentimeter. Ini membantu mereka menjangkau serangga dan madu di celah pohon yang sulit dijangkau. “Panjang lidah mereka memang mengesankan dan berfungsi untuk mencari makanan di tempat-tempat yang tidak dapat dijangkau oleh mamalia lain,” jelas Dr. Ashleigh Marshall dari Chester Zoo.
Punggung dan Penampilan yang Menarik
Beruang matahari memiliki bercak berbentuk bulan sabit yang berwarna emas di dadanya, memberikan kesan seperti matahari terbit atau terbenam. Bercak ini bukan hanya untuk hiasan; saat merasa terancam, sun bear akan menampakkan bercak ini sebagai taktik intimidasi.
Kontroversi di Media Sosial
Pada tahun 2023, satu video yang viral dari Kebun Binatang Hangzhou, Tiongkok, memicu spekulasi di media sosial bahwa beruang matahari terlihat seperti manusia dalam kostum. “Walaupun beruang matahari dapat terlihat mirip seperti orang dalam kostum, itu tetap adalah beruang yang nyata,” ujar Dr. Marshall, menanggapi keraguan publik. Kulit longgar di punggung mereka sebenarnya adalah adaptasi defensif yang memungkinkan beruang ini untuk memutar tubuh dan menyerang jika diserang.
Ancaman Terhadap Populasi Sun Bear
Beruang matahari kini dianggap sebagai spesies yang rentan, dengan populasi yang terus menurun. Habitat mereka di hutan tropis Asia Tenggara semakin berkurang akibat deforestasi, diperkirakan kehilangan antara 20 hingga 80 persen tutupan hutan dalam 40 tahun terakhir. Selain itu, perburuan ilegal juga menjadi tantangan besar. “Meski telah dilindungi, masih banyak yang berburu beruang untuk daging dan obat tradisional,” kata Wong Siew Te, CEO Bornean Sun Bear Conservation Centre.
Upaya Konservasi
Upaya untuk menyelamatkan beruang matahari sedang dilakukan oleh berbagai organisasi. Para konservasionis melaksanakan rehabilitasi dan pelepasan kembali beruang yang diselamatkan, serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang spesies ini. Siew Te Wong menegaskan, “Kita perlu bekerja sama dengan masyarakat untuk menghentikan perburuan beruang.” Pendekatan menyeluruh ini meski penuh tantangan, diharapkan dapat memberikan hasil positif.
Dengan terus mengedukasi masyarakat dan meningkatkan perlindungan terhadap habitatnya, harapan untuk melestarikan beruang matahari tetap ada.