Headline24jam.com – Astronom dari Belanda telah mengidentifikasi gelombang radio sebagai hasil dari ledakan besar yang dikenal sebagai coronal mass ejection (CME) pada bintang M-type yang terletak 133 tahun cahaya dari Bumi. Penemuan ini diumumkan pada [tanggal] dan diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang fenomena astronomi di luar tata surya kita. Meskipun CMEs telah lama dicurigai terjadi pada bintang lain, ini adalah bukti langsung pertama yang ditemukan. Penemuan ini, bagaimanapun, menunjukkan bahwa planet dalam zona layak huni bintang tersebut mungkin tidak memiliki atmosfer yang mendukung kehidupan.
Kejadian Auroral di Amerika Utara
Baru-baru ini, langit di seluruh Amerika Utara menciptakan pemandangan spektakuler dengan aurora yang disebabkan oleh rangkaian CME dari Matahari. CME adalah ledakan plasma bermagnet yang dikeluarkan dari heliosfer Matahari, yang dapat menyebabkan gangguan teknologi dan aurora saat mengenai Bumi. “CMEs diangkat dari permukaan Matahari oleh flare solar, yang merupakan hasil dari medan magnet yang terpelintir dalam bintik matahari,” ungkap Dr. Joe Callingham dari Netherlands Institute for Radio Astronomy (ASTRON).
Bukti Langsung CME pada Bintang StKM 1-1262
Tim yang dipimpin oleh Callingham meneliti gelombang radio yang sesuai dengan gelombang kejut yang diproduksi oleh CME saat mereka meninggalkan korona Matahari. Mereka menemukan sinyal yang sangat mirip dari bintang StKM 1-1262. “Sinyal radio semacam ini tidak akan ada jika material tidak sepenuhnya keluar dari gelembung magnetik yang kuat milik bintang,” jelas Callingham. Bintang ini merupakan salah satu dari 5.000 bintang yang diteliti, dan CME yang terdeteksi bergerak pada kecepatan 2.400 kilometer per detik, lebih cepat daripada 99,95 persen CME yang terdeteksi dari Matahari.
Tantangan bagi Planet di Zona Layak Huni
Meskipun CME di StKM 1-1262 menunjukkan aktivitas luar biasa, temuan ini juga menimbulkan pertanyaan serius tentang eksistensi kehidupan di planet-planet di sekitarnya. Dengan bintang yang lebih redup, planet yang cukup hangat untuk mendukung air cair harus berada lima kali lebih dekat. “Repeated CME ini dapat dengan cepat mengikis atmosfer planet tersebut,” ujar Callingham, menegaskan tantangan yang harus dihadapi kehidupan di sekitar bintang merah seperti ini.
Implikasi untuk Penelitian Astronomi
Dr. Henrik Eklund dari Badan Antariksa Eropa menambahkan, “Pekerjaan ini membuka batasan baru untuk mempelajari dan memahami ledakan serta cuaca luar angkasa di bintang lain.” Penemuan ini memungkinkan para astronom untuk lebih memahami perilaku CME di bintang lain, yang sebelumnya didasarkan pada data dari Matahari.
Penutup
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature ini menunjukkan bahwa cuaca luar angkasa yang ekstrem mungkin lebih umum di sekitar bintang kecil daripada yang diharapkan. Ini dapat mempengaruhi pencarian kehidupan di luar angkasa, khususnya di bintang-bintang yang dianggap sebagai penyokong baru kehidupan di galaksi.
Dengan temuan ini, astronom mempunyai alat baru untuk menganalisis CMEs dan efeknya pada planet asing, berpotensi mempersempit pencarian untuk rumah baru bagi kehidupan di luar Bumi.