Headline24jam.com – Penemuan terbaru mengenai komet 3I/ATLAS menunjukkan bahwa objek interstellar ini mungkin kehilangan sejumlah besar massa setelah mendekati Matahari. Observasi yang dilakukan antara 31 Oktober hingga 4 November 2023 menunjukkan adanya perubahan dalam lintasan dan karakteristik komet ini, yang berasal dari luar tata surya.
Komet Interstellar dari Jauh
Komet 3I/ATLAS pertama kali terdeteksi pada 1 Juli 2023 oleh astronom dari Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS). Dalam pantauan lebih lanjut, objek ini dipastikan memiliki eksentrisitas lebih dari 1, yang mengidentifikasinya sebagai pengunjung dari luar tata surya, menjadi interstellar object ketiga yang teramati setelah 1I/ʻOumuamua dan 2I/Borisov.
Pemantauan yang Intensif
Banyak teleskop di seluruh dunia telah memantau komet ini secara cermat. Faktanya, data dan observasi dapat ditemukan di situs Minor Planet Center. Komet ini dianggap sebagai kapsul waktu yang berusia sekitar 10 miliar tahun, memberikan wawasan tentang lingkungan asalnya dan sifat medium antarbintang. Meskipun begitu, objek ini menunjukkan perilaku komet yang jelas, meredakan spekulasi bahwa ia adalah pesawat luar angkasa.
Pengamatan dari Jarak Jauh
Selama beberapa saat, 3I/ATLAS tidak terlihat dari Bumi karena terhalang oleh Matahari. Namun, observasi kembali dilakukan dengan bantuan wahana Mars Express dan ExoMars Trace Gas Orbiter dari Badan Antariksa Eropa (ESA). Dengan kembalinya komet ini dari belakang Matahari, astronom kini dapat melanjutkan pengamatan yang kritis.
Perubahan Dampak Mendekati Matahari
Observasi terbaru mengungkap bahwa komet ini mengalami kehilangan massa signifikan selama mendekati perihelion, titik terdekatnya dengan Matahari. Menurut astronom Harvard, Avi Loeb, “3I/ATLAS menunjukkan percepatan radial menjauhi Matahari sebesar 1,1×10^{-6} au per hari kuadrat.” Hal ini menunjukkan bahwa komet semakin tidak sejalan dengan hukum gravitasi.
Penurunan Massa yang Signifikan
Loeb juga mencatat bahwa percepatan non-gravitasi komet ini dapat memperkirakan kehilangan massa akibat fenomena outgassing. “Percepatan non-gravitasi yang dilaporkan mencapai 94 kilometer per hari kuadrat di perihelion,” ujarnya. Dengan kecepatan ejection maksimum untuk komet alami, diperkirakan 3I/ATLAS kehilangan lebih dari 13% dari massa aslinya.
Menyongsong Observasi Lebih Lanjut
Kehilangan massa yang signifikan ini dapat terlihat dalam bentuk awan gas yang dihasilkan, bersama dengan peningkatan kecerahan yang diharapkan. Observasi terbaru menunjukkan bahwa komet ini memang telah meningkat kecerahannya hingga lima kali lipat di Green-band, menegaskan perilakunya yang kometari. Astronom di seluruh dunia, baik amatir maupun profesional, akan melanjutkan pengamatan terhadap objek menarik ini demi mendapatkan lebih banyak informasi.
Dengan setiap pengamatan tambahan, diharapkan dapat terungkap lebih jauh bagaimana 3I/ATLAS bereaksi selama perjalanannya melalui galaksi kita, menciptakan peluang berharga untuk studi lebih lanjut mengenai objek interstellar.