
Headline24jam.com – Penelitian terbaru dari Universitas Illinois mengungkap alasan mengapa hati manusia tidak dapat pulih setelah kerusakan akibat konsumsi alkohol yang berlebihan, meski penghentian alkohol telah dilakukan. Para peneliti, yang dipimpin oleh Profesor Biokimia Auinash Kalsotra, dan Profesor Hepatologi Anna Mae Diehl dari Duke University, menemukan bahwa kerusakan sel pada hati yang terkena hepatitis terkait alkohol dan sirosis terjebak dalam kondisi limbo yang mencegah regenerasi.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications ini menunjukkan bahwa sel-sel dalam hati yang sakit tidak dapat bertransformasi kembali menjadi sel fungsional. Dalam hati sehat, sel yang perlu diperbaiki berubah menjadi sel progenitor yang mirip janin, menggandakan diri, dan kemudian kembali menjadi sel dewasa yang berfungsi. Namun, pada hati yang mengalami gangguan, sel-sel tersebut terperangkap pada tahap awal proses regenerasi ini.
“Sel-sel ini bukan sel fungsional dewasa maupun sel progenitor proliferatif. Karena tidak berfungsi, tekanan pada sel-sel yang tersisa meningkat. Mereka berusaha untuk berregenerasi, tetapi mengalami keadaan quasi-progenitor yang tidak produktif, yang menyebabkan kegagalan hati,” jelas mahasiswa pascasarjana Ullas Chembazhi dan Sushant Bangru, yang merupakan penulis utama studi ini.
Penyebab Kegagalan Regenerasi
Penelitian ini juga menggali faktor yang menghalangi proses regenerasi di tingkat molekuler. Tim peneliti memeriksa perbedaan pada sampel sel sehat dan yang mengalami kerusakan, fokus pada perubahan dalam pola ekspresi gen, RNA, dan protein. Dalam sel yang terinfeksi, proses pemotongan mRNA berfungsi dengan tidak semestinya, yang mengakibatkan protein tidak ditempatkan dengan tepat serta menghambat kemampuan regenerasi.
“Proteins function at a very specific place in the cell, and that is directed by sequences within the protein that take the protein to that particular spot. We found that the sequence that dictates where the protein localizes within a cell was misspliced,” tambah Kalsotra.
Implikasi untuk Perawatan Masa Depan
Tim peneliti menemukan bahwa kesalahan pemotongan ini dipicu oleh kekurangan protein yang bertugas mengikat mRNA untuk melakukan pemotongan. Produksi dan aktivitas protein tersebut berkurang akibat peradangan yang ditimbulkan oleh penyakit hati terkait alkohol. Namun, pemahaman molekuler ini menawarkan harapan baru untuk pengobatan yang lebih efektif.
“Kami optimis bahwa temuan ini akan menjadi dasar untuk studi klinis di masa depan. Kami dapat menggunakan mRNA yang salah potong sebagai penanda diagnosis atau mengembangkan terapi yang dapat mengurangi peradangan. Jika kami bisa memperbaiki defek pemotongan ini, mungkin kami bisa memperbaiki pemulihan dan memulihkan hati yang rusak,” tutup Kalsotra.
Penelitian ini menjadi langkah penting dalam pemahaman tentang regenerasi hati dan membuka peluang untuk pengobatan baru bagi pasien dengan penyakit hati akibat alkohol.