Headline24jam.com – Penelitian terbaru oleh tim ilmuwan Jepang menemukan hampir 30.000 organisme di dasar lautan dalam ekspedisi yang berlangsung antara tanggal 1-14 September 2023. Ekspedisi ini menjelajahi zona hadal, yaitu kedalaman antara 6.939 hingga 9.775 meter di tiga palung subduksi: Palung Jepang, Ryukyu, dan Izu-Ogasawara. Penelitian ini bertujuan untuk memahami biodiversitas dan habitat di kedalaman laut yang selama ini minim eksplorasi.
Menyelam ke Kedalaman Laut
Tim peneliti menggunakan submersible berawak untuk menjelajahi bagian paling dalam dari lautan. Penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai kehidupan laut yang aneh sekaligus memperluas pemahaman kita tentang organisme yang tinggal di lingkungan alaminya. Menurut Dr. Denise Swanborn, peneliti di Minderoo-UWA Deep-Sea Research Centre, “Penelitian ini merupakan salah satu survei in-situ paling mendetail tentang biodiversitas dan habitat di zona hadal hingga saat ini.”
Inovasi dalam Penelitian Laut Dalam
Dr. Swanborn menjelaskan bahwa pengetahuan yang ada selama ini berasal dari lander statis atau sampel tangkapan, sehingga sulit untuk memahami bagaimana organisme berinteraksi di habitatnya. “Dengan merekam hampir 30.000 organisme bentik hadal beserta habitatnya, kami dapat mengaitkan keberadaan spesies dengan faktor-faktor besar, seperti kedalaman dan suplai nutrisi,” ungkapnya.
Penemuan Menarik di Palung Laut
Beberapa penemuan menarik dalam ekspedisi ini termasuk padang crinoid yang luas di kedalaman 9.100 meter, sekelompok Elpidia —sejenis mentimun laut— pada kedalaman 7.500 meter, serta ikan Pseudoliparis yang memiliki sayap di kedalaman 7.300 meter. “Hidup di zona hadal memang tidak seperti yang kita bayangkan,” tambah Dr. Swanborn.
Pengalaman Tak Ternilai
Dr. Swanborn juga mencatat bahwa misi ini mengharuskan koordinasi yang luar biasa di antara tim di kapal dan darat. Ia menyatakan, “Meninjau rekaman dari penyelaman itu sangat mendebarkan. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan mengetahui bahwa Anda adalah salah satu orang pertama yang melihat tempat-tempat ini.”
Dengan adanya data dan video dari enam penyelaman, tim peneliti memiliki kesempatan langka untuk membandingkan karakteristik lingkungan di kedalaman tersebut. Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Biogeography, dan diharapkan dapat membuka lebih banyak penelitian tentang kehidupan di kedalaman laut yang misterius.