
Headline24jam.com – Platypus, hewan unik asal Australia, dikenal sebagai mamalia paling berbisa di dunia. Kejadian terbaru melibatkan dua orang, yang mengalami rasa sakit luar biasa akibat sengatan platypus. Meskipun bisa tersebut tidak mematikan bagi manusia dewasa, tidak ada antivenom yang bisa membantu proses pemulihan.
Rasa Sakit yang Menghancurkan
Pada tahun 1992, seorang pria berusia 57 tahun di Australia mengalami sengatan platypus saat memancing. Dia mengaku rasa sakitnya "jauh lebih buruk" daripada cedera akibat peluru tajam saat bertugas sebagai veteran perang. Rasa sakit tersebut bersifat "instan, berkepanjangan, dan menghancurkan".
Ia harus menempuh perjalanan sejauh 100 kilometer ke rumah sakit, di mana meskipun diberi morfin, rasa sakitnya tetap tak tertahankan. Setelah enam hari di rumah sakit, ia mulai pulih meski tetap merasakan nyeri dan kesulitan bergerak pada tangannya tiga minggu setelah insiden.
Kasus Terbaru dan Risiko Infeksi
Kasus lain terjadi baru-baru ini melibatkan seorang wanita berusia 62 tahun yang mengalami rasa sakit hebat setelah mencoba menyelamatkan platypus. Dua jam setelah terjadinya insiden, ia dilarikan ke rumah sakit dengan infeksi akibat luka di tangannya.
Dokter menemukan bakteri yang berasal dari spesies "tidak teridentifikasi" dalam jaringan yang terluka. Ia pun menerima antibiotik intravena dan menjalani operasi untuk membersihkan lukanya. Beruntung, ia pulih sepenuhnya dalam waktu tiga bulan.
Keunikan Platypus
Platypus (Ornithorhynchus anatinus), hidup di timur Australia dan pulau Tasmania, memiliki bentuk tubuh yang sangat khas dengan paruh seperti bebek, ekor seperti berang-berang, dan kaki seperti berang.
Hewan ini termasuk dalam kelompok monotremes yang mampu bertelur, berbeda dengan banyak mamalia lainnya. Baik jantan maupun betina dilahirkan dengan duri tajam di kaki belakang, tetapi hanya jantan yang menggunakan duri tersebut untuk menyuntikkan racun.
Racun yang Menarik
Racun platypus berisi 19 kelompok peptide yang mirip dengan racun yang ditemukan pada beberapa spesies lain seperti ikan, reptil, dan arakhnida. Proses ini merupakan contoh evolusi konvergen, di mana spesies yang tidak terkait berkembang dalam cara yang serupa karena tekanan evolusi yang sama.
Evolusi platypus mencerminkan isolasi Australia yang telah berlangsung selama jutaan tahun, menghasilkan satwa liar yang khas dan tidak ditemukan di mana pun di dunia, seperti koala, wombat, dan wallaby.