
Headline24jam.com – Sebuah puisi yang memuji Sultan Salah ad-Din Yusuf ibn Ayyub (Saladin) diperkirakan lebih awal dari yang diduga sebelumnya, mengacu pada supernova tahun 1181, bukan konjungsi planet. Penelitian ini menunjukkan bahwa informasi dalam puisi tersebut dapat memberikan nilai ilmiah bagi astronom yang ingin mengetahui seberapa terang peristiwa itu terlihat dari Bumi dan berapa lama ia memudar.
Penemuan Jenis Bintang Baru
Pada tahun 1181 dan 1182, astronom Tiongkok dan Jepang melaporkan adanya “bintang tamu” di langit utara sebelum menghilang. Hingga kini, para astronom modern masih mendiskusikan apakah itu jenis nova atau supernova, dan jika itu supernova, jenis apa. Baru-baru ini, seorang astronom amatir, Dana Patchick, menemukan sisa supernova dengan bentuk tidak biasa di rasi bintang Cassiopeia.
Ketiadaan Laporan dari Eropa dan Timur Tengah
Kehadiran bintang sementara tersebut tidak dilaporkan oleh astronom Eropa atau di Timur Tengah. Namun, peninjauan kembali puisi yang ditulis untuk menghormati Saladin menunjukkan bahwa fenomena ini mungkin telah dicatat di Mesir dan di seluruh dunia Arab.
Interpretasi Tim Interdisipliner
Sebuah tim interdisipliner telah menafsirkan puisi tersebut untuk memberikan petunjuk tentang peristiwa tersebut, meski keakuratan klaim dalam bentuk puisi masih diperdebatkan.
Puisi yang Memuji Saladin
Salah satu puisi terkenal oleh penyair Ibn Sana’ al-Mulk mengagungkan Saladin, yang dikenal sebagai pelindung seni. Dalam puisi sepanjang 56 bait ini, ada referensi signifikan tentang bintang baru yang muncul dari pencapaian Saladin. Salah satu baitnya menyatakan, “…terima kasih kepada keadilanmu, kini bahkan bintang-bintang di langit bertambah jumlahnya.”
Reanalisis Tanggal Puisi
Editor pertama puisi tersebut menyangka bahwa karya ini ditulis pada tahun 1186 atau setelahnya, merujuk pada konjungsi planet yang diramalkan para astrolog. Namun, J. G. Fischer dari Universität Münster dan rekan-rekannya menunjukkan tanda-tanda bahwa puisi ini ditulis saat kembalinya Saladin ke Mesir, kemungkinan besar pada tahun 1181-82.
Keterkaitan dengan Supernova
Tim peneliti mencatat bahwa referensi dalam puisi mengindikasikan bintang tersebut lebih terang dibandingkan anggota biasa dari Cassiopeia. Hal ini mengisyaratkan bahwa supernova tersebut mungkin mencapai kecerahan lebih dari α Cas, atau 2,25 magnitudo.
Mengkonfirmasi Catatan Jepang dan Tiongkok
Astronom Jepang menggambarkan kejadian itu dengan kecerahan yang mirip dengan Saturnus, yang 2 hingga 4 kali lebih terang dari α Cas. Ini sejalan dengan catatan baru yang ditemukan di Mesir tentang supernova 1006 yang dibandingkan dengan cahaya Bulan.
Jenis Supernova yang Sama
Sisa-sisa supernova dari tahun 1006 dan 1181 menunjukkan bahwa keduanya adalah supernova tipe 1a “double-degenerate,” yang dihasilkan oleh gabungan dua katai putih. Informasi dari catatan kuno mengenai peristiwa ini bisa sangat berharga bagi pemahaman kita tentang perkembangan alam semesta.
Penutup
Puisi ini menambah konfirmasi, bukan perpanjangan, dari catatan Tiongkok dan Jepang tentang peristiwa ini. Sementara itu, kemungkinan besar, para pencatat Eropa saat itu lebih memilih untuk mengabaikan fenomena yang tidak mereka pahami. Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Astronomical Notes dan tersedia secara terbuka.
[H/T: Earthsky]