
Headline24jam.com – Honeybees (Apis mellifera) menghadapi ancaman serius akibat penurunan populasi yang dipicu oleh pestisida, parasit, penyakit, dan perubahan iklim. Ancaman ini tidak hanya berdampak bagi lebah itu sendiri, tetapi juga memengaruhi sektor pertanian global yang sangat bergantung pada layanan penyerbukan mereka.
Diet Lebah yang Terancam
Pola makan lebah sebagian besar terdiri dari serbuk sari bunga. Makanan ini kaya akan protein, lemak, karbohidrat, dan mikronutrien penting, seperti sterol yang esensial untuk fungsi sel. Namun, dengan perubahan iklim yang ekstrim dan praktik pertanian intensif, akses lebah terhadap makanan tersebut semakin terbatas.
Keterkaitan Nutrisi dan Ketahanan
Ketika pola makan lebah terganggu, tingkat ketahanan mereka pun menurun. Sterol adalah senyawa organik yang penting bagi fungsi sel, namun serangga seperti lebah tidak dapat memproduksinya sendiri dan harus mendapaatkannya dari makanan. Nutrisi yang buruk membuat koloni lebah lebih rentan, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah populasi.
Upaya Penyuluhan dari Peternak Lebah
Untuk menjaga agar koloni tetap bertahan ketika sumber makanan alami langka, peternak lebah sering memberikan air gula atau pakan protein. Namun, pakan ini tidak dapat menggantikan nutrisi yang terdapat dalam serbuk sari alami, termasuk sterol yang penting.
Solusi Inovatif: Ragi Rekayasa Genetik
Peneliti kini sedang mengembangkan suplementasi dari ragi yang direkayasa untuk meniru diet kompleks dari serbuk sari dan nektar. Ragi Yarrowia lipolytica, yang berbeda dari ragi biasa untuk pembuatan roti dan bir, digunakan untuk mensintesis metabolit yang diperlukan lebah.
Hasil Penelitian yang Menjanjikan
Penelitian yang dilakukan selama tiga bulan menunjukkan bahwa ragi yang dimodifikasi dapat meningkatkan perkembangan larva dan pupa dalam koloni lebah. Meskipun pakan ragi ini mengandung kurang dari 0,5 persen sterol, koloni yang mengonsumsinya menunjukkan peningkatan perkembangan hingga 15 kali lipat.
Manfaat Tambahan dari Biomassa Ragi
Selain sterol, biomassa ragi juga menyediakan sumber protein, lipid, dan vitamin yang diperlukan lebah. Proses fermentasi ragi dapat disesuaikan untuk meningkatkan hasil biomassa yang lebih banyak, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk koloni lebah.
Peluang untuk Sektor Pertanian Lainnya
Ragi ini sudah dianggap aman untuk digunakan dalam pakan ternak dan bahkan dalam budidaya ikan, menunjukkan potensi besar dalam sektor pertanian lainnya. Carlos Ribeiro dari Champalimaud Foundation menjelaskan bahwa penelitian ini membuka akses terhadap intervensi nutrisi yang ditargetkan untuk mengatasi masalah kolaps koloni lebah.
Kesimpulan
Inovasi dari ragi ini menunjukkan bahwa solusi untuk masalah nutrisi lebah mungkin lebih dekat dari yang kita kira. Dengan pengetahuan dan teknologi yang ada, harapan untuk mendapatkan kembali populasi lebah yang sehat semakin terbuka lebar.
Artikel ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.