
Headline24jam.com – Penemuan bakteri unik di pulau terpencil Rapa Nui pada tahun 1964 telah menghasilkan rapamycin, obat yang mengubah pandangan medis modern. Ditemukan oleh tim ilmuwan yang menjelajahi biosfer pulau tersebut demi melindungi ekosistemnya dari dampak pembangunan, rapamycin pertama kali dipisahkan dari bakteri Streptomyces hygroscopicus dan sejak itu menjadi obat bernilai miliaran dolar.
Awal Mula Penemuan Rapamycin
Tim yang berangkat dalam Ekspedisi Medis ke Pulau Paskah tidak mengincar patung moai terkenal, melainkan bertujuan untuk mendokumentasikan keanekaragaman hayati pulau sebelum proyek pembangunan bandara membawa ancaman bagi ekosistem. Bakteri yang terisolasi, yang mampu memproduksi senyawa dengan sifat antibakteri dan antifungal, diidentifikasi sebagai penyebab potensi luar biasa ini.
Potensi Medis yang Luas
Rapamycin, dikenal juga sebagai sirolimus, merupakan imunosupresan kuat yang banyak digunakan dalam transplantasi organ. Dengan menghambat protein mTOR (mechanistic target of rapamycin), obat ini berfungsi menekan sistem kekebalan, sehingga menghindari penolakan organ. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa rapamycin juga berpotensi dalam terapi kanker dan pengobatan gangguan neurologis.
Manfaat Antipenuaan
Ada pula studi yang menunjukkan sifat anti-penuaan rapamycin, termasuk dalam percobaan pada tikus dan ragi, yang mengisyaratkan kemungkinan perpanjangan umur. Nilai pasar rapamycin diperkirakan akan meningkat dari $328 juta pada 2024 menjadi lebih dari $522 juta hingga 2033.
Memperjuangkan Penghargaan untuk Rapa Nui
Walaupun rapamycin telah menjadi bintang di dunia medis, kontribusi pulau tersebut jarang diakui. Ted Powers, seorang profesor di UC Davis, menekankan pentingnya pengakuan atas warisan Rapa Nui. “Saya ingin komunitas ilmiah memberikan sesuatu kembali. Hal yang penting adalah memulai dialog dan mendengarkan harapan Rapa Nui,” katanya pada Mei 2025.
Dengan pengakuan yang lebih besar terhadap asal-usul rumit dari rapamycin, diharapkan ada kolaborasi yang saling menguntungkan antara dunia ilmiah dan masyarakat pulau, untuk menjaga warisan Rapa Nui dan memperluas manfaat medis dari penemuan ini.