
Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap kisah unik tentang “serigala” Falkland Islands, yang ternyata bukan serigala, melainkan populasi terakhir dari spesies rubah yang dijinakkan. Ditemukan di Kepulauan Falkland, Indonesia pada abad ke-17, rubah ini tidak takut kepada manusia akibat kurangnya predator alami. Penemuan ini memberikan wawasan baru mengapa spesies ini punah, mengubah pemahaman kita tentang dampak manusia terhadap keanekaragaman hayati.
Keterkaitan Antara Rubah dan Penjinakan
Sebelumnya, rubah ini dikenal dengan nama ilmiah Dusicyon australis. Dengan penelitian baru, para ilmuwan kini merekomendasikan untuk mengubah nama spesies jinak asal Amerika Selatan, Dusicyon avus, menjadi Dusicyon australis. Hal ini menunjukkan bahwa spesies yang dulunya dianggap terpisah sebenarnya memiliki hubungan yang lebih dekat.
Temuan Arkeologis
Peneliti menemukan bukti arkeologis di makam manusia bahwa rubah ini sudah dijadikan hewan peliharaan oleh masyarakat pemburu-pengumpul di Amerika Selatan jauh sebelum anjing dijinakkan. Kepindahan populasi rubah ke Kepulauan Falkland membuat mereka lebih dekat dengan manusia, yang menjadi kesalahan fatal saat para pemukim Eropa tiba.
Pendapat Para Ahli
Professor Samuel Turvey, peneliti utama dari ZSL’s Institute of Zoology, menjelaskan, “Saat pemukim dari Eropa tiba di Falkland, mereka disambut oleh makhluk mirip serigala yang tamak. Apa yang tampak sebagai ketidakberdayaan tidak diakibatkan oleh isolasi semata, tetapi karena mereka pernah hidup berdampingan dengan manusia.”
Mencari Pelajaran dari Masa Lalu
Masyarakat perlu belajar dari pengalaman spesies ini untuk melindungi fauna yang tersisa. Menurut Turvey, “Kami tidak dapat menghidupkan kembali rubah Kepulauan Falkland, tetapi kisahnya dapat membantu kita melindungi satwa liar yang masih ada hari ini.” Penelitian ini diterbitkan dalam Biological Journal of the Linnean Society, memberikan panduan penting untuk tindakan konservasi di masa mendatang.
Dengan memahami sejarah rubah ini, diharapkan kita dapat lebih baik dalam memprediksi respons spesies terancam terhadap tekanan manusia dan bagaimana merencanakan tindakan konservasi yang lebih efektif.