
Headline24jam.com – Dalam misi luar angkasa terbaru, Badan Antariksa Eropa (ESA) menggunakan dua pesawat ruang angkasa, Mars Express dan ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO), untuk mengamati komet antarbintang 3I/ATLAS pada minggu lalu. Pemandangan yang biasanya diarahkan ke Bumi kini berfokus pada ruang angkasa, berlokasi sekitar 29 juta kilometer dari Mars. Permintaan ini muncul karena komet tersebut tidak dapat dilihat dari Bumi saat ini, akibat posisi kita yang berada di sisi berlawanan dari Matahari.
Tangkapan Pertama Komet 3I/ATLAS
Tim ESA saat ini masih menganalisis data yang telah dikumpulkan. Namun, mereka berhasil membagikan serangkaian gambar yang diambil oleh ExoMars TGO. Sistem Pencitraan Permukaan Warna dan Stereo (CaSSIS) berhasil menangkap komet saat melintas di bidang pandangnya, menunjukkan komanya yang kabur disebabkan oleh sublimasi material permukaannya ketika mendekati Matahari.
“Ini adalah tantangan bagi pesawat ruang angkasa kami karena kameranya dirancang untuk melihat objek dalam jarak sekitar 1.000 kilometer, sedangkan komet ini berada di jarak 30 juta kilometer,” ungkap Colin Wilson, Ilmuwan Proyek ESA untuk ExoMars dan Mars Express.
Analisis Gerakan Komet
Dalam pengamatannya, komet ditangkap bergerak dengan kecepatan sekitar 60 kilometer per detik. Tim juga mencatat bahwa penampilan komet tidak simetris, sesuai dengan ekspektasi ilmiah tentang karakteristik komet. Data ini menjadi sangat berharga mengingat posisi kita yang tidak memungkinkan untuk mengamati langsung komet tersebut dari Bumi.
“Pengukuran pasti tentang seberapa terang komet ini akan ditambahkan ke rangkaian pengukuran dari teleskop lain untuk melihat bagaimana kecerahannya berkembang sepanjang trajektori saat mendekati matahari,” ujar Wilson.
Rencana Observasi Lanjutan
ESA tidak hanya berhenti di sini. Misi Jupiter yang sedang berlangsung, bernama JUICE, akan melakukan pengamatan lebih lanjut setelah komet melintas paling dekat dengan Matahari dalam beberapa minggu ke depan. Selain itu, ESA juga merencanakan misi yang lebih ambisius yang dinamakan Comet Interceptor, yang akan mengejar objek antarbintang atau komet pristine dari awan Oort pada tahun 2029.
Dengan pencapaian ini, ESA menunjukkan bahwa meskipun pesawat ruang angkasa mereka dirancang untuk eksplorasi Mars, kemampuan mereka dalam mengamati objek di luar angkasa tetap diterapkan dengan efektif. Ini adalah langkah penting dalam memahami fenomena luar angkasa, serta memberikan wawasan baru bagi studi lebih lanjut tentang komet dan planet-planet lainnya.