
Headline24jam.com – Pada 1 September 1985, tim peneliti internasional, yang dipimpin oleh Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) dan IFREMER, menemukan bangkai kapal legendaris RMS Titanic di dasar Samudera Atlantik Utara. Penemuan ini menjadi momen penting memperingati 40 tahun sejak penemuan pertama kali pada tahun lalu.
Penemuan Bangkai Titanic
Kapal yang hilang sejak tenggelam pada tahun 1912 itu ditemukan di kedalaman sekitar 3.800 meter (12.500 kaki). Misi tersebut dipimpin oleh Dr. Robert Ballard dan Jean-Louis Michel, yang pada awalnya ditugaskan untuk menyurvei bangkai kapal USS Scorpion, yang tenggelam pada tahun 1968.
Teknologi Canggih di RV Knorr
Tim membawa kapal riset canggih, RV Knorr, yang dilengkapi dengan teknologi penyelaman terdalam. Alat utama mereka adalah ARGO, sebuah submersible yang dikendalikan dari jarak jauh, dilengkapi sonar dan kamera yang mampu menyiarkan video langsung dari dasar laut.
Pendekatan Baru dalam Pencarian
Awalnya, rencana mereka adalah menyapu dasar laut dengan sonar. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Akhirnya, tim memutuskan untuk mengikuti jejak puing-puing yang terlepas dari Titanic saat kapal itu tenggelam.
Momen Menggembirakan dan Mengharukan
Setelah beberapa hari pencarian, pada pagi hari tanggal 1 September, tim menangkap gambar salah satu ketel besar Titanic di dasar laut. Dalam rekaman tersebut, mereka dapat terdengar bersorak: "GOD, THAT’S THE BOILER!", "YES! YES!", "FANTASTIC!".
Kunjungan Selanjutnya dengan Teknologi yang Lebih Baik
Pada tahun 1986, Ballard dan tim WHOI kembali ke lokasi dengan Alvin, submersible yang dapat berawak, serta Jason Jr., kendaraan yang dikendalikan jarak jauh. Mereka berhasil mengambil gambar mendetail dari bangkai kapal, memberikan wawasan baru mengenai kondisi kapal yang memburuk.
Inovasi dan Pengaruh Teknologis
Bertanya-tanya mengapa dibutuhkan hampir empat dekade untuk menemukan Titanic, jawabannya terletak pada kemajuan teknologi. Hanya dengan adanya kamera siaran langsung, kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh, dan sonar canggih di tahun 1980-an, pencarian ini menjadi mungkin.
“Titanic terbukti menjadi momen penting dalam eksplorasi laut dalam. Teknologi pencarian area yang lebih luas, dikombinasikan dengan Alvin, merupakan salah satu demonstrasi pertama di mana robot dan manusia bekerja sama di lautan dalam,” ujar Andy Bowen, insinyur utama di WHOI.
Warisan Titanic
Sejak penemuannya, kapal tersebut telah menjadi subjek pemindaian canggih, usaha penyelamatan artefak yang terkadang gagal, serta pemantauan perkembangannya yang lambat. Warisan Titanic terus menginspirasi inovasi dalam eksplorasi laut dalam.