Headline24jam.com – Penelitian terbaru mengungkap mengapa paus bowhead, mamalia dengan usia terpanjang di dunia, bisa hidup hingga 200 tahun. Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari Universitas Rochester dan menyoroti mekanisme genetik yang membantu menghindari kanker serta penyakit terkait usia pada paus bowhead yang hidup di perairan dingin Arktik.
Mekanisme Unik dalam Paus Bowhead
Paus bowhead (Balaena mysticetus) tidak hanya dikenal karena panjang umur yang luar biasa, tetapi juga ukuran tubuhnya yang mengesankan, dengan berat lebih dari 80.000 kilogram. Berdasarkan teori, hewan besar dan berumur panjang seperti ini seharusnya lebih rentan terhadap kanker, karena memiliki lebih banyak sel yang dapat mengalami pembelahan dan berpotensi menimbulkan mutasi. Namun, fenomena yang dikenal sebagai paradoks Peto menunjukkan sebaliknya: insiden kanker tidak selalu terkait dengan ukuran tubuh.
Para peneliti mencatat bahwa paus ini kemungkinan memiliki mekanisme genetik yang kuat untuk mencegah kanker dan penyakit terkait usia. “Semua orang tahu bahwa paus bowhead memiliki usia yang sangat panjang, tetapi tidak ada yang tahu alasannya,” ujar Zhiyong Mao, seorang ahli biologi molekuler di Universitas Tongji, Shanghai, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Penemuan Protein CIRBP
Tim peneliti menemukan sebuah protein bernama CIRBP, yang berperan dalam perbaikan DNA. Kehadirannya ditemukan dalam konsentrasi 100 kali lebih tinggi di paus bowhead dibandingkan mamalia lainnya. Protein ini berfungsi untuk memperbaiki patahan ganda pada DNA, yang dapat menyebabkan kanker, dan diaktifkan dalam kondisi dingin yang sesuai dengan habitat paus tersebut.
Vera Gorbunova, salah satu penulis penelitian dan profesor biologi di Universitas Rochester, mengungkapkan, “CIRBP mencuat karena ada dalam kadar yang sangat tinggi.” Penemuan ini berpotensi membuka jalan bagi pemahaman lebih baik tentang penuaan dan kesehatan pada manusia.
Sampel dari Komunitas Iñupiat
Karena statusnya sebagai spesies terancam punah, penelitian pada paus bowhead cukup menantang. Tim peneliti harus mengandalkan sampel jaringan yang diambil oleh komunitas Iñupiat di Alaska, yang diizinkan untuk berburu paus sebagai bagian dari tradisi budaya mereka. Dari sampel ini, para peneliti berhasil menumbuhkan sel-sel paus di laboratorium dan menemukan bahwa kemampuan mereka untuk memperbaiki DNA lebih baik serta memiliki tingkat mutasi yang lebih rendah dibandingkan sel-sel manusia.
Potensi untuk Manusia
Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang paus bowhead, tetapi juga menyimpan harapan untuk memperpanjang usia manusia. Ketika protein CIRBP diekspresikan pada sel manusia, kemampuan mereka dalam memperbaiki DNA meningkat. Selain itu, ekspresi protein ini pada lalat buah (Drosophila) juga memperpanjang umur mereka.
“Studi ini memberikan informasi tentang mekanisme yang memungkinkan umur panjang, serta menunjukkan pentingnya pemeliharaan gen untuk umur panjang,” tutup Gorbunova. Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami implikasi temuan ini bagi manusia, hasilnya menawarkan harapan bahwa kita bisa meningkatkan perbaikan DNA dan mengurangi risiko kanker di masa depan, terinspirasi oleh makhluk laut yang sangat tua ini.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.