Headline24jam.com – Penelitian terbaru berhasil mengungkap bentuk rongga hidung Neanderthal di Italia, mengakhiri debatan pelik dalam paleoantropologi. Dalam studi yang dipublikasikan, para ilmuwan menemukan bahwa Neanderthal tidak memiliki struktur khusus di hidungnya untuk beradaptasi dengan iklim dingin, berlawanan dengan asumsi sebelumnya. Temuan ini berdasarkan analisis pada “Altamura Man,” fosil Neanderthal yang terperangkap dalam sistem karst Lamalunga di Italia selatan, yang diperkirakan berusia antara 130,000 hingga 172,000 tahun.
Penemuan yang Mengubah Paradigma
Sebelumnya, para ahli percaya bahwa Neanderthal memiliki adaptasi spesifik, termasuk pembengkakan di dinding rongga hidung dan atap yang tidak ossifikasi di atas alur lacrimal. Namun, peneliti utama, Costantino Buzi, menyatakan, “Dengan temuan ini, kita dapat menghapus ciri-ciri tersebut dari daftar diagnotik Neanderthal.” Melalui teknologi endoskopi, tim peneliti berhasil merekonstruksi rongga hidung Altamura Man secara digital.
Pemandangan Pertama yang Menakjubkan
“Ketika pertama kali memasuki gua dan menyadari betapa baiknya rongga hidung tersebut terjaga, saya sangat terkejut. Banyak tengkorak yang saya lihat di laboratorium kami sering kali mengalami kerusakan,” ujar Buzi kepada IFLScience. Meskipun Altamura Man tidak dapat diambil dari lokasi karena terperangkap dalam batu, digitalisasi rongga hidung memberikan wawasan mendalam mengenai morfologi Neanderthal.
Kesamaan dengan Manusia Modern
Penelitian ini menunjukkan bahwa rongga hidung Altamura Man sangat mirip dengan manusia modern, tanpa adanya struktur tambahan yang dikenali. Hal ini memberikan pemahaman baru mengenai penampilan Neanderthal, yang sebelumnya dianggap sebagai kombinasi dari adaptasi suhu dingin dan fitur fisik yang berbeda.
Adaptasi Unik Neanderthal
Meskipun tidak memiliki fitur yang diyakini ada sebelumnya, Buzi menegaskan bahwa Neanderthal memiliki pendekatan tersendiri untuk mengatur aliran udara di rongga hidung mereka. “Dengan melihat bagian dalam hidung, kita dapat melihat bahwa mereka telah menyesuaikan diri dengan lingkungan dingin dengan cara yang berbeda,” tuturnya.
Kesimpulan
Studi ini, yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, tidak hanya mengubah pandangan kita tentang anatomi Neanderthal tetapi juga menyoroti pentingnya penelitian berbasis teknologi dalam memahami sejarah manusia. Penemuan ini membuka jalur untuk penelitian lebih lanjut dan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana Neanderthal beradaptasi dengan lingkungan mereka.