Headline24jam.com – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa possum yang hidup di wilayah Greater Melbourne terpapar tingkat tinggi zat per- dan polyfluoroalkyl substances (PFAS), yang dikenal sebagai “bahan kimia selamanya”, di dalam hati mereka, berpotensi mempengaruhi kesehatan mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Melbourne ini membuka pertanyaan mengenai dampak serupa terhadap hewan di lingkungan urban lain dan potensi risiko bagi manusia.
Adaptasi Possum di Lingkungan Urban
Dua spesies possum Australia, yaitu brushtail (Trichosurus vulpecula) dan ringtail (Pseudocheirus peregrinus), telah beradaptasi dengan baik terhadap kehidupan di kota. Meskipun keberadaan mereka seringkali mengubah ekosistem lokal, keduanya menunjukkan dampak yang berbeda di wilayah asalnya di Selandia Baru, di mana mereka menjadi ancaman bagi burung asli.
Penelitian Mengenai PFAS
Studi ini merupakan yang pertama yang mengeksplorasi konsentrasi PFAS dalam marsupial Australia. Ellis Mackay, penulis utama dan mahasiswa PhD, menyatakan, “PFAS telah banyak diteliti pada hewan akuatik, tetapi dampak kesehatannya pada satwa liar terestrial masih belum banyak diketahui.”
Temuan Mencolok
Hasil studi menunjukkan bahwa collegial brushtail memiliki konsentrasi PFAS di hati mereka berkisar antara 16 hingga 266 nanogram per gram, dengan rata-rata 74 ng/g. Angka ini sebanding dengan yang ditemui pada hewan pengerat di dekat lokasi pembuangan limbah berbahaya di Nevada. Di sisi lain, ringtails menunjukkan hasil yang lebih baik dengan rata-rata 16 ng/g dan terpapar lebih banyak senyawa pendahulu PFAS, kemungkinan akibat perbedaan pola makan.
Perbedaan Gaya Hidup
Brushtails merupakan pemakan oportunistik, mengandalkan berbagai sumber pakan, termasuk telur burung dan sampah manusia yang dipenuhi PFAS. “Telur burung dikenal mengakumulasi PFAS, terutama PFOS,” tambah Hufschmid. Sementara itu, ringtails lebih banyak mengonsumsi buah dan daun, yang lebih sedikit terpapar tanah.
Pertanyaan yang Masih Tersisa
Mackay mengungkapkan bahwa belum ada studi serupa pada hewan dengan gaya hidup urban lainnya. Dia mencatat bahwa rakun mungkin menjadi pasangan terdekat brushtail dalam hal perilaku. “Ada satu studi tentang rubah merah di Oslo yang menunjukkan level PFAS pada 10 ng/g,” ujarnya. Menariknya, rubah, sebagai karnivora, diharapkan menumpuk racun lebih banyak dibandingkan possum herbivora.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya perhatian serius terhadap potensi paparan PFAS dalam hewan urban dan implikasinya terhadap kesehatan manusia. Spesifikasi tentang lokasi dan penyebab kematian possum yang diteliti juga masih belum tercatat dengan baik, yang menunjukkan perlunya metodologi pengumpulan data yang lebih rinci di masa mendatang.
Studi ini dipublikasikan dalam Science of The Total Environment, dan hasilnya menekankan pentingnya pemantauan kontaminasi lingkungan serta perlunya langkah-langkah mitigasi untuk melindungi ekosistem dan kesehatan manusia di kawasan urban.