Headline24jam.com – Untuk pertama kalinya, efek superstorm geomagnetik terhadap plasmasfer pelindung Bumi telah diamati secara mendetail. Storm ini, yang terjadi pada 10-11 Mei 2024, mengompresi plasmasfer hingga 80 persen. Peristiwa ini terjadi setelah kematian mendadak Dr. Jennifer Gannon, seorang ahli dalam prediksi cuaca luar angkasa. Dalam peristiwa ini, aurora terlihat lebih luas, bahkan sampai ke Mexico, menciptakan dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Apa Itu Geomagnetic Storm?
Superstorm geomagnetik terjadi ketika pelepasan massa koronal (CME) dari matahari mengalirkan plasma ke Bumi. Plasma ini, yang terdiri dari inti atom tanpa elektron, bertabrakan dengan magnetosfer Bumi, memengaruhi lapisan partikel bermuatan yang dikenal sebagai plasmasfer.
Plasmasfer dan Perlindungannya
Di saat normal, plasmasfer berfungsi sebagai pelindung Bumi terhadap partikel bermuatan, baik dari matahari maupun sumber lain. Tanpa plasmasfer, manusia akan lebih terpapar radiasi yang dapat menyebabkan kanker atau mutasi. Bagi satelit, plasmasfer merupakan salah satu dari sedikit pertahanan yang ada, mangantisipasi risiko yang bisa muncul dari aktivitas matahari.
Dampak Terukur dari Arase Satellite
Satellit Arase dari Badan Eksplorasi Ruang Angkasa Jepang (JAXA) memberikan data penting mengenai plasmasfer selama Gannon Superstorm. “Kami melacak perubahan pada plasmasfer menggunakan satelit Arase dan pemantauan berbasis GPS di permukaan. Ini menunjukkan betapa dramatisnya kontraksi plasmasfer dan alasan pemulihannya yang terhambat,” ungkap Dr. Atsuki Shinbori dari Universitas Nagoya.
Kontraksi yang Signifikan
Pengukuran menunjukkan batas luar plasmasfer menyusut dari 44.000 km (26.000 mil) di atas permukaan Bumi ke 9.600 km (5.800 mil). Meskipun masih lebih tinggi dari sebagian besar orbit satelit, geostasioner yang berada pada ketinggian 35.800 km (22.245 mil) jadi terpapar lebih banyak.
Pengaruh pada Auroras
Dengan terjadinya kompresi ini, partikel bermuatan terdorong lebih jauh dari kutub, sehingga aurora terlihat lebih luas, termasuk ditemui di negara-negara dengan latitude rendah. Selama Gannon Superstorm, aurora terlihat hingga ke wilayah selatan seperti Mexico.
Waktu Pemulihan Setelah Storm
Dalam penemuan penting, Arase mengungkapkan bahwa pemulihan plasmasfer setelah superstorm membutuhkan lebih dari empat hari, dua kali lipat dari waktu pemulihan setelah storm-storm sebelumnya. Dr. Shinbori menambahkan, “Panas yang intens menyebabkan penurunan kadar ion oksigen di atmosfer atas, yang dikenal sebagai negative storm.”
Pentingnya Penelitian Ini
Temuan ini akan sangat berharga jika Bumi menghadapi CME kedua sebelum plasmasfer sepenuhnya pulih. Gangguan seperti kesalahan listrik pada satelit dan hilangnya sinyal GPS selama Gannon Storm menunjukkan betapa rentannya masyarakat kita terhadap kejadian luar angkasa ini. Penelitian yang mengangkat nama Dr. Gannon diharapkan dapat berkontribusi dalam mengantisipasi risiko di masa mendatang.
Studi ini dipublikasikan secara terbuka di jurnal Earth, Planets and Space, menegaskan pentingnya pengetahuan terkait perilaku plasmasfer di tengah ancaman aktivitas matahari.