
Headline24jam.com – Kompas telah menjadi alat navigasi andalan bagi para pelaut, penjelajah, dan pelancong selama berabad-abad. Alat sederhana ini membantu menemukan arah utara dengan menggunakan jarum magnetik yang bergerak seiring dengan medan magnet Bumi. Namun, kompas memiliki kelemahan besar di beberapa lokasi di planet ini.
Zona Gelap Magnetik di Kutub
Di dekat kutub utara di Arktik dan kutub selatan di Antartika, kompas sering kali tidak berfungsi dengan baik. Model Magnetik Dunia, peta resmi medan magnet Bumi, menunjukkan adanya "Zona Gelap" di kawasan tersebut, yang cukup luas.
Keterbatasan Medan Magnet Bumi
Medan magnet Bumi berperilaku berbeda di berbagai lintang. Di lintang menengah, garis medan magnet relatif datar, memungkinkan jarum kompas tetap stabil. Namun, di dekat kutub, garis medan ini menjadi curam dan vertikal, yang menyebabkan jarum kompas cenderung condong ke bawah, berputar, atau bahkan macet.
Anomali Magnetik di Kursk
Disamping itu, kehadiran besi di tanah juga dapat menyebabkan gangguan pada kompas. Di wilayah Kursk, Rusia, terdapat anomali magnetik yang mempengaruhi fungsi kompas. Peneliti Petr Imokhodtsev mencatat anomali ini pada tahun 1784, menjelaskan bahwa kedekatan dengan massa besi menyebabkan jarum kompas menunjukkan pembacaan yang menyimpang.
“Defleksi jarum kompas dari posisi semestinya disebut defleksi anomali,” jelas dokumen CIA tahun 1949 tentang Anomali Magnetik Kursk.
Anomali Magnetik Lainnya
Anomali serupa ditemukan di Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah. Penyebabnya belum diketahui, namun salah satu teori menyebutkan bahwa mungkin disebabkan oleh dampak meteorit purba. Dampak tersebut dapat mengubah geologi lokal melalui panas dan tekanan yang intens, meninggalkan jejak magnetik yang tidak biasa.
Navigasi di Luar Angkasa
Secara teori, kompas bisa berfungsi di dekat Bumi dalam ruang angkasa. Namun, efek angin matahari membuat medan magnet menjadi lemah dan tidak teratur, sehingga jarum kompas akan bergetar dan sulit dipahami.
Oleh karena itu, astronaut tidak membawa kompas dan lebih mengandalkan perangkat canggih untuk memahami posisi mereka di Tata Surya.
Informasi di atas menunjukkan betapa kompleksnya fenomena magnetik di Bumi dan tantangan yang dihadapi ketika menggunakan alat navigasi tradisional dalam kondisi tertentu.