
Headline24jam.com – Para arkeolog di Jerman terkejut saat menemukan serpihan warna biru yang sangat langka saat membersihkan artefak prasejarah berusia 13.000 tahun di situs Mühlheim-Dietesheim. Penemuan ini mengungkapkan penggunaan pigmen biru paling awal yang diketahui di Eropa, menunjukkan bahwa manusia Paleolitik telah menjelajah palet warna yang jauh lebih luas dari sebelumnya.
Penemuan yang Mengejutkan
Studi ini dipimpin oleh Dr. Izzy Wisher, seorang arkeolog dari Universitas Aarhus di Denmark. Ia menjelaskan, “Ini hampir merupakan pigmen biru tertua di dunia – satu-satunya contoh lainnya yang lebih tua berasal dari Siberia, di mana jejak pigmen biru-hijau ditemukan pada patung yang diperkirakan berusia antara 19.000 hingga 23.000 tahun yang lalu.”
Bukti Pemanfaatan Pigmen
Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan adanya bukti dari Georgia, dengan rentang umur antara 32.000 hingga 34.000 tahun, dimana manusia mungkin telah menciptakan pigmen ungu-biru dari tanaman indigo (Isatis tinctoria). Akan tetapi, di luar kasus tersebut, pigmen biru sejati sangat jarang ditemukan di dunia prasejarah.
Temuan Mineral
Melalui teknik pencitraan canggih dan analisis kimia, para peneliti menemukan bahwa substansi yang melekat di permukaan batu itu adalah azurit, mineral tembaga berwarna biru tua yang terbentuk dari pelapukan bijih tembaga. Geologi di sekitar Sungai Rhine-Main kaya akan tembaga, mengindikasikan bahwa manusia Paleolitik mungkin telah mengumpulkan batu tersebut secara lokal.
Eksperimen Warna
Situs Mühlheim-Dietesheim juga menunjukkan banyak bukti pemanfaatan oker merah dan cokelat, pigmen alami yang telah digunakan oleh manusia sejak zaman prasejarah. Dr. Wisher menambahkan, “Kehadiran azurit menunjukkan bahwa manusia Paleolitik memiliki pengetahuan mendalam tentang pigmen mineral dan dapat mengakses palet warna yang jauh lebih beragam dari yang kami duga sebelumnya.”
Warisan Budaya yang Lebih Dalam
Penemuan ini membantah pandangan bahwa penggunaan pigmen biru baru dimulai sekitar 4.500 tahun yang lalu pada zaman Mesir Kuno, ketika mereka menjadi yang pertama memproduksi pigmen biru sintetis. “Fleks-fleks kecil azurit di Jerman menunjukkan bahwa seniman Zaman Es di Eropa telah mencari warna yang jarang ditemukan di alam jauh sebelum para firaun memperindah kuil mereka,” jelas Dr. Wisher.
Kesimpulan
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Antiquity, menekankan bahwa manusia prasejarah bukan hanya pengguna pigmen, tetapi juga eksperimental dalam cara mereka menggunakan warna. Penemuan ini menjadi tonggak baru dalam pemahaman kita mengenai seni dan budaya manusia purba.