
Headline24jam.com – Pythagoras dikenal sebagai tokoh besar dalam matematika, khususnya melalui teorema yang membawa namanya. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pemahaman akan hubungan segitiga ini sudah ada di Babilonia jauh sebelum Pythagoras muncul.
Penemuan Awal Teorema Pythagoras
Data historis menunjukkan bahwa para matematikawan Babilonia sudah menggunakan versi teorema Pythagoras untuk mengukur panjang diagonal dalam persegi. Sebuah tablet tanah liat bernama IM 67118, yang berasal dari periode Babilonia Kuno sekitar 1900-1600 SM, menunjukkan penggunaan prinsip ini.
Matematika Babilonia: Prasasti dan Konsep
Menurut Dr. Daniel Mansfield, seorang peneliti matematika kuno, "Sejarah trigonometri kembali ke astronom Yunani kuno, tetapi pemahaman Babilonia bisa dianggap sebagai prekuel yang tidak terduga." Selain tablet IM 67118, terdapat juga tablet lain dari sekitar 1800-1600 SM, yang memuat gambar segitiga di dalam persegi dan menunjukkan kesadaran tentang hubungan matematika yang rumit.
Kenyataan di Balik Penamaan Teorema
Matematikawan Bruce Ratner menyatakan, "Babilonia jelas mengetahui hubungan antara panjang diagonal dan sisi persegi." Tambahnya, teorema ini dipahami lebih dari seribu tahun sebelum Pythagoras, yang lahir sekitar 570 SM. Penamaan teorema ini setelah Pythagoras mungkin terkait dengan warisan intelektual dan pengaruh Pythagorean yang kuat.
Penyampaian Pengetahuan yang Terbatas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak pengetahuan Pythagoras ditransmisikan secara lisan. Hal ini karena materi tulisan sangat terbatas pada zaman itu. Selain itu, banyak temuan matematik yang dilakukan oleh pengikutnya diatributkan kepada Pythagoras untuk menghormati pemimpin mereka.
Simpulan
Meskipun Pythagoras adalah figur penting, pemahaman tentang teorema yang dinamakan menurut namanya sudah ada di Babilonia jauh sebelum masa hidupnya. Ini menunjukkan bahwa sejarah matematika lebih kaya dan kompleks daripada yang sering diasumsikan.