
Headline24jam.com – Teknologi kristal cair yang sering digunakan dalam layar TV, termometer strip, dan cincin suasana, kini bakal dimanfaatkan untuk pengujian COVID-19 generasi berikutnya. Peneliti dari Universitas Arkansas dan Universitas Alabama mengklaim bahwa tes ini dapat memberikan hasil akurat dalam waktu kurang dari dua menit, bahkan dalam jumlah virus yang sangat rendah.
Penggunaan Kristal Cair dalam Tes COVID-19
Kristal cair adalah keadaan materi yang berada di antara padat dan cair. Molekulnya yang berbentuk batang berdiri dalam deretan yang rapi, namun dapat berubah orientasinya ketika dipengaruhi oleh faktor tertentu. Dalam konteks tes COVID-19 ini, perubahan tersebut terjadi ketika protein paku SARS-CoV-2 mengikat pada substrat logam, memicu reorientasi kristal.
Keunggulan dan Reversibilitas Sensor
Karthik Nayani, asisten profesor teknik kimia dan penulis utama dalam studi ini, menjelaskan, “Keindahan kristal cair adalah kemampuan untuk menangkap kejadian di permukaan dan mentransmisikannya dalam skala yang lebih besar.” Mereka berhasil mendeteksi hasil positif dengan hanya sekitar 2.000 salinan protein paku per mililiter, di mana sampel saliva dari orang yang terinfeksi biasanya mengandung sekitar 10.000 salinan.
Mereka juga menunjukkan reversibilitas yang tidak dimiliki oleh tes aliran lateral. Setelah memperkenalkan antibodi anti-SARS-CoV-2, kristal kembali ke konfigurasi semula. Sensor ini juga terbukti spesifik, hanya bereaksi terhadap protein paku tanpa mengganggu berbagai molekul kontrol lainnya.
Potensi Aplikasi Lebih Luas
Kehadiran tes yang cepat, murah, dan akurat ini dapat menggantikan metode lama yang memakan waktu lebih lama. Teknologi ini juga berpotensi untuk mendeteksi patogen lain, bahkan yang belum teridentifikasi. "Prinsip desain memungkinkan sensor ini mendeteksi berbagai analit, termasuk patogen baru," ungkap tim peneliti dalam jurnal mereka.
Selain itu, teknologi ini bisa diperluas untuk mendeteksi senjata kimia, agen saraf, pestisida, dan gas berbahaya seperti formaldehida. “Mimpi kita adalah deteksi berbasis udara,” tambah Nayani.
Publikasi Penelitian
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Advanced Materials Technologies dan menunjukkan langkah maju yang signifikan dalam bidang diagnosis penyakit menular dengan menggunakan teknologi inovatif.