
Headline24jam.com – Pemerintahan Trump baru-baru ini mengumumkan program tindakan untuk menangani apa yang mereka sebut sebagai “epidemi autisme,” sebuah istilah yang diperdebatkan oleh banyak pihak dalam komunitas autis. Pengumuman ini mencakup upaya untuk mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengenai pengobatan baru serta perubahan label keselamatan pada acetaminophen (paracetamol) akibat “asosiasi potensial” antara penggunaannya selama kehamilan dan kondisi neurodevelopmental.
Inisiatif Baru untuk Autisme
Awal bulan ini, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS) telah mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat memastikan penyebab autisme seperti yang dijanjikan sebelumnya. Namun, mereka memperkenalkan rangkaian “tindakan berani” yang menuai kritik dari para ahli ilmiah yang menilai langkah tersebut tidak didukung oleh data berkualitas.
Leucovorin dan Pengobatan Baru
Salah satu pengumuman awal adalah tentang leucovorin, sebuah obat yang sudah dikenal di AS untuk mengatasi pengecekan dosis methotrexate, yang digunakan dalam kasus penyakit inflamasi dan beberapa jenis kanker. FDA kini mempertimbangkan penggunaan baru leucovorin untuk mengobati kekurangan folat serebral (CFD), suatu kondisi di mana vitamin folat tidak secara efisien dipindahkan ke otak.
Pernyataan dari FDA menyebutkan bahwa individu dengan CFD sering kali mengalami keterlambatan perkembangan dengan karakteristik autistik. HHS menekankan bahwa leucovorin bukanlah pengobatan untuk autisme, melainkan dapat membantu mengatasi beberapa masalah berbicara pada sebagian anak.
Pembaruan Label Acetaminophen
Bagian kedua dari pengumuman ini fokus pada acetaminophen, obat yang umum digunakan sebagai analgesik. FDA memulai proses untuk memperbarui label dan telah mengirimkan surat kepada dokter tentang perubahan tersebut.
Presiden Trump mengklaim agar publik tidak mengonsumsi Tylenol, meskipun banyak studi menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang jelas antara penggunaan acetaminophen selama kehamilan dengan autisme dan ADHD. FDA mencatat, “Penggunaan acetaminophen selama kehamilan tetap terjangkau dalam situasi tertentu.”
Kontroversi di Kalangan Ahli
Sekretaris HHS, Robert F. Kennedy Jr., menyatakan bahwa langkah-langkah ini membuka jalan untuk penelitian yang lebih lanjut dan memberikan harapan kepada banyak keluarga. Namun, sejumlah ahli menilai kebijakan ini tidak mengikuti prinsip-prinsip ilmiah yang tepat.
Dr. Edward Mullins dari Imperial College London menyatakan bahwa penggunaan paracetamol tidak terbukti terkait dengan autisme. Dia menggarisbawahi bahwa pengumuman ini bisa mengakibatkan pengobatan penting terhalang untuk wanita hamil.
Dr. Monique Botha dari Universitas Durham mengkhawatirkan bahwa ini akan menimbulkan stigma terhadap keluarga dengan anak autis. Perusahaan pembuat Tylenol, Kenvue, juga menyatakan keprihatinan terhadap risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh pernyataan tersebut.
Penelitian Lanjutan Diperlukan
Mengenai penggunaan leucovorin, Dr. Botha menegaskan bahwa bukti yang ada masih sangat tentatif dan tidak mencukupi untuk diadopsi dalam praktik medis sehari-hari. Pada artikel di The Conversation, para peneliti menyebutkan bahwa studi lebih besar dan lebih mendalam diperlukan untuk merumuskan rekomendasi yang kuat.
Meskipun HHS mengumumkan lebih dari $50 juta untuk mendanai proyek penelitian autisme, para ahli menyatakan bahwa fokus harus tetap pada pemahaman yang lebih baik tentang kompleksitas autisme dan bukan pada penyebaran informasi yang keliru.
Sikap kontra ilmiah ini ditentang oleh banyak pihak, termasuk Mel Merritt dari National Autistic Society, yang memperingatkan bahwa informasi yang salah bisa merusak penelitian yang telah dilakukan selama beberapa dekade.
Dengan semua perkembangan ini, komunitas ilmiah dan orang tua di seluruh dunia terus menunggu hasil yang valid dan informasi yang berbasis bukti mengenai autisme.