
Headline24jam.com – Penemuan unik berupa alabastron Mesir kuno yang diperkirakan pernah dimiliki oleh kalangan elit kerajaan telah mengejutkan arkeolog. Alabastron ini, yang ditemukan di Museum Peabody Yale, mengandung jejak opium yang menunjukkan bahwa substansi narkotik tersebut mungkin sangat dihargai dan dikonsumsi secara luas di Mesir kuno. Temuan ini memberi petunjuk bagaimana para raja dan penguasa membawa opium dalam perjalanan mereka menuju kehidupan setelah mati.
Temuan Menarik dari Alabastron Kuno
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Eastern Mediterranean Archaeology and Heritage Studies, para peneliti menyatakan, “Studi ini menunjukkan bukti komprehensif yang paling jelas bahwa opioid merupakan bagian yang lebih luas dari masyarakat Mesir kuno.” Alabastron yang terbuat dari alabaster ini diukir dalam empat bahasa kuno, termasuk Akkadian, Elamite, Persia, dan Mesir, serta memuat nama raja Persia dari abad kelima SM, Xerxes I, beserta gelar “Raja Agung”.
Kajian Alat Laboratorium
Sekitar kurang dari 10 objek inscribed seperti ini dikenal di seluruh dunia, dan semuanya diyakini dimiliki oleh penguasa atau elit. Dengan menggunakan teknik gas kromatografi-massa, para peneliti menemukan beberapa biomarker diagnostik untuk opium, termasuk noscapine, hydrocotarnine, morphine, thebaine, dan papaverine.
Fungsi Alabastron dalam Kebudayaan Mesir Kuno
Temuan ini berpotensi mengakhiri perdebatan panjang tentang fungsi asli dari barang-barang kerajaan ini. Beberapa akademisi berpendapat bahwa objek-objek ini digunakan untuk menyimpan parfum atau kosmetik. Namun, berdasarkan hasil penelitian, penulis studi berpendapat bahwa alat tersebut sebenarnya berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan opium para penguasa.
Penggunaan Opium oleh Masyarakat
Sebelumnya, jejak opium juga ditemukan pada sejumlah kendi yang ditemukan di makam di Sedment, sebuah lokasi pemakaman bagi masyarakat kurang mampu di sebelah selatan Kairo. Penemuan ini menunjukkan bahwa penggunaan opium mungkin tidak terbatas pada kalangan elit, tetapi juga meluas ke kalangan umum di Mesir kuno.
Pertanyaan Menarik tentang Penemuan Lain
Kedua penemuan ini membuka kemungkinan penting terkait dengan isi alabastron kuno lainnya, termasuk yang ditemukan di makam Tutankhamun. Penulis studi mengungkapkan, “Banyak alabastron yang dicuri dari makam Tutankhamun jelas menunjukkan sisa-sisa organik coklat tua yang lengket dengan bau khas yang sejalan dengan karakteristik lateks opium kering.”
Opium dalam Kehidupan Sehari-hari
“Dengan demikian, ada kemungkinan besar, jika tidak mungkin, bahwa setidaknya beberapa dari […] wadah tersebut memang mengandung opiat sebagai bagian dari tradisi kuno Mesir yang hanya mulai kita pahami,” lanjut mereka. Para peneliti menyatakan bahwa jenis alabastron ini mungkin identik dengan opium, layaknya cara penggunaan hookah yang berhubungan dengan konsumsi tembakau shisha saat ini.
Pentingnya temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan opiat adalah bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Mesir kuno. Penelitian ini menggarisbawahi betapa kompleks dan kaya warisan budaya Mesir kuno, serta membuka berbagai pertanyaan baru untuk penelitian lebih lanjut di bidang arkeologi.